Rabu, 28 Desember 2011

"SUKSES"

I. Pengertian Sukses
Sukses bersifat relatif bergantung dari pengetahuan tentang hakikat sukses yang sebenarnya.

II. Langkah Hidup
Langkah-langkah untuk mencapai sukses dalam kehidupan disebut langkah hidup.
1. Pikiran adalah langkah hidup
Pikiran manusia bukan saja sebagai alat, tetapi juga merupakan suatu kontrol/kendali. Karena pikiran juga merupakan suatu kendali berarti ikut menentukan apa-apa yang kita lakukan. Itulah sebabnya kita harus hati-hati dalam memberi masukan ke dalam otak kita. Kita harus selalu memeriksa isi pikiran kita dan mengisinya dengan pikiran kita.
2. Ucapan adalah langkah hidup
Ucapan adalah nilai dan isi yang terkandung di dalamnya. Ucapan yang memiliki nilai dan isi yang baik akan menyelamatkan kita, sebaliknya ucapan yang buruk akan membinasakan kita. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhirat, hendaklah berkata yang benar atau diam.” (HR. Bukhari Muslim)
3. Tindakan adalah langkah hidup
Seseorang membutuhkan tindakan untuk mencapai sukses. Jika tindakan (amal) yang dilakukan itu kebajikan, maka berlakulah barang siapa yang menanam dia akan memetik hasilnya. Sebaliknya tindakannya berupa kemaksiatan, maka berlakulah barang siapa menggali lubang maka ia akan terperosok ke dalamnya. Kedua prinsip tersebut berlaku di dunia dan di akhirat, atau kedua-duanya. Bukankah manusia hanya berusaha sedangkan Allah yang menentukan? (QS. Ar Rad (13) : 11)


III. Peranan Niat dalam Mencapai Sukses
Kita harus yakin bahwa sukses yang kita kejar di dunia ini semata-mata karena mengharap ridha-Nya. Bukan karena mengharapkan ridha manusia.

IV. Sukses di atas Sukses
Menurut Al Qur’an yang dimaksud orang yang sukses adalah orang yang masuk ke dalam surga dimana Allah ridha kepada mereka dan mereka ridho kepada Allah. Dengan demikian tujuan hidupnya adalah mencapai ridha Allah. (QS. Ali Imran (3) : 185, Al Bayyinah (98) : 8)

V. Tiga Tipe Manusia
1. Tipe manusia yang memiliki simbol gagal. Gagal di dunia dan di akhirat.
2. Tipe manusia yang memiliki simbol sukses, tapi tidak memiliki niat ikhlas. Sukses di dunia, gagal di akhirat.
3. Tipe manusia yang memiliki simbol sukses dan didasari oleh niat yang ikhlas. Sukses di dunia dan di akhirat.

^^BELAJAR^^

I. Pendahuluan
Manusia dilahirkan dalam keadaan tak berilmu, lemah dan tidak memiliki apa-apa. Allah kemudian menganugerahi akal sehingga manusia memiliki fitrah untuk mencintai pengetahuan. Pengetahuan inilah yang akan mengajarkan manusia untuk menyingkap apa-apa yang tidak diketahuinya dan menjadikan dirinya mampu mengenal diri dan segala sesuatu di sekelilingnya. (QS. An Nahl (16) : 78 – 81)
Melalui pendengaran, penglihatan, pengamatan hati dan pemikiran, manusia mampu mempelajari dan menyingkap kode etik dan hakikat semua ciptaan Allah SWT. Dengan kemampuannya, manusia menggali ilmu dunia dan menggapai ilmu diniyah, dengan satu catatan manusia tersebut mempunyai keinginan yang kuat dan tekad yang bulat untuk menuntut ilmu serta mampu menyingkap gemerlapnya dunia. Tujuan penyingkapan tersebut adalah tidak lain dan tidak bukan demi mengutamakan keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Bagi seorang muslim, tidak dibenarkan hidup dalam keadaan terlepas dari ilmu. Ilmu akan mengajak orang yang beriman memiliki kualitas dalam ibadah dan prioritas amal yang terarah. Seorang ulama pernah berkata, “Hendaklah bagi yang belum mampu menjadi seorang alim (pakar) agar selalu belajar. Bagi yang belum sempat belajar, hendaklah menjadi pendengar yang baik. Jika tidak sempat juga, maka jadilah orang yang mempunyai ilmu dan orang-orang yang berilmu.

II. Pentingnya Ilmu
Ilmu begitu penting bagi kehidupan manusia. Ilmu merupakan sarana untuk menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa menghendaki (kebahagiaan) dunia, maka hendaklah dengan ilmu, barang siapa menghendaki (kebahagiaan dunia dan akhirat) maka hendaklah dengan ilmu.” (HR. Muslim)
Allah SWT menegaskan bahwa dengan berilmu manusia akan mendapat karunia yang banyak. Firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah (2) : 269, “Allah memberi hikmah (ilmu) kepada siapa yang Dia kehendaki dan barang siapa yang dianugerahi hikmah (ilmu) tersebut maka ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak.”
Majelis untuk menuntut ilmu pun diibaratkan sebagai taman surga di dunia. Ibnu Umar ra. berkata, Nabi SAW bersabda: “Jika kalian melewati taman surga maka perbanyaklah berdzikir .”Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah apa yang dimaksud dengan taman surga?” Rasulullah SAW menjawab, “Yaitu kelompok-kelompok dzikir, sesungguhnya Allah mempunyai utusan dari malaikat yang mencari kelompok-kelompok dzikir. Jika mereka datang ke kelompok-kelompok dzikir tersebut maka mereka mengelilinginya sambil mendo’akan anggota kelompok tersebut hingga berakhir majelis dzikir.” (HR. Bukhari)

III. Membetulkan Niat
Hal yang dibutuhkan dari seorang penuntut ilmu adalah membetulkan niat, berusaha untuk ikhlas dan membersihkan dirinya dari tujuan-tujuan lain. Ia bertekad untuk mengamalkan ilmunya demi mencari keridhoan Allah SWT dan kebaikan akhirat kelak. Ia tidak menjadikan tujuan dan niatnya untuk membodohi orang-orang awam, memeras orang kaya, menjilat penguasa, mengejar kekayaan, mengharapkan pangkat dan tujuan-tujuan sebatas itu.

IV. Kesinambungan Belajar
Ilmu pengetahuan laksana hamparan laut yang tak bertepi. Laut yang sangat luas dan dalam. Setiap kali orang mendalaminya setiap kali itu pula terbuka pintu-pintu baru. Dalam suatu kisah diceritakan bagaimana orang-orang terdahulu haus akan ilmu dan berusaha mencarinya. Suatu hari Hasan pernah ditanya oleh seorang laki-laki yang telah berusia 80 tahunan, “Apakah ia masih baik untuk mencari ilmu?”, Hasan lalu menjawab, “jika ia masih baik untuk hidup, mengapa tidak?”
Istilah belajar tidak mengenal kata berhenti. Ketika kita berhenti maka kita telah membatasi diri kita untuk memperoleh karunia yang banyak dari Allah SWT. Ilmu tidak hanya didapat dari bangku sekolah saja. Akan tetapi dimanapun kita berada kita dapat mengambil pelajaran dari setiap kejadian dan peristiwa yang ada baik dari diri kita maupun sekitar kita. Dengan demikian kita akan menjadi orang yang mensyukuri nikmat Allah SWT.

V. Memahami Gaya Belajar
Sebagaimana penciptaan manusia yang memiliki perbedaan ciri antara satu dengan yang lainnya, belajar juga memiliki gaya yang berbeda antara manusia yang satu dengan yang lain. Perbedaan ini seringkali salah dipahami oleh kita atau orang lain. Ketika ada seseorang yang tidak mampu menghapal dengan cepat ketika ia harus duduk dengan manis disuasana yang hening, kadang dianggap memiliki tingkat daya tangkap yang rendah.
Di sisi lain kata belajar mengandung makna keterpaksaan, kegiatan yang melelahkan dan menjemukan. Kita harus berhadapan dengan buku selama beberapa jam. Namun ketika kita sedang melakukan aktivitas membaca yang lain seperti komik misalnya, perasaan dan sikap kita langsung berbeda. Kita akan menikmatinya bahkan ikut hanyut bersama alur cerita. Tanpa terasa kita tak akan berhenti sebelum selesai membacanya. Seringkali komik/majalah yang kita baca kita ceritakan pada orang lain, karena kita menganggap isi ceritanya menarik. Kita menceritakan isi cerita tersebut dengan mudahnya tanpa harus bersusah payah menghapalnya.
Itulah belajar, seringkali kita menganggapnya beban sehingga kita menjadi sulit mencerna isinya. Selain itu sering kali kita merasa terganggu oleh gaya belajar teman/adik kita. Seluruh isi rumah mendengar suaranya. Ia berjalan hilir mudik tak tentu arah. Kita terganggu olehnya.
Setiap kita perlu memperhatikan kebiasaan dan kecenderungan dalam belajar. Kita harus mampu mengubah suasana belajar yang menjemukan menjadi kegiatan yang menyenangkan sama ketika kita membaca komik dan sejenisnya. Oleh karena itu yang terpenting yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana menyadari bahwa belajar itu sama mengasyikannya dengan membaca komik. Kita perlu memahami bahwa setiap individu mempunyai gaya yang berbeda dalam belajar. Kita harus mengenalinya dan membuat suasana yang nyaman untuk kita belajar sambil beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
Ada pepatah yang mengatakan “Banyak jalan menuju Roma”, seperti itulah gaya belajar, banyak cara untuk belajar. Hal terpenting yang perlu kita ketahui adalah memahami tercapainya tujuan belajar yaitu cepat menyerap, mengatur dan mengolah informasi yang kita peroleh. Menurut Porter secara umum gaya belajar ada tiga macam, yaitu:
1. Visual
Sesuai dengan namanya visual berarti kita memiliki kecenderungan belajar ala sekolahan, duduk dengan tenang, memperhatikan apabila guru menerangkan dan memnghapal di tempat yang hening, selain itu point di bawah ini akan menggambarkan gaya belajar visual:
a. Berbicara dengan cepat
b. Mengingat apa yang dilihatnya daripada apa yang didengarnya
c. Lebih suka mencoret-coret ketika berbicara di telepon
d. Sering menjawab dengan jawaban singkat
e. Sering lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
f. Pembaca cepat dan tekun
g. Seringkali bingung memilih kata untuk diucapkan padahal tahu apa yang harus diungkapkan
2. Auditorial
Biasanya orang yang memiliki gaya auditorial adalah orang yang lebih menggunakan alat pendengarannya. Ia pendengar dan pembicara yang baik. Hal di bawah ini akan menggambarkannya:
a. Biasanya suka berbicara sendiri
b. Lebih suka mengikuti seminar daripada membaca buku lebih suka mengobrol dibandingkan dengan membaca
c. Lebih suka mengobrol dibandingkan dengan membaca
d. Lebih suka bercerita daripada menulis
e. Mudah terganggu oleh keributan
f. Berbicara dengan irama yang berpola
g. Biasanya pembicara fasih
h. Lebih suka berdiskusi dan menjelaskan panjang lebar
i. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama dan warna suara
j. Senang membaca dengan keras dan mendengarkannya
3. Kinestetik
Orang yang memiliki gaya kinestetik biasanya adalah tipe yang tidak bisa diam, agak lambat dalam berbicara bila dibandingkan dengan kedua gaya di atas. Hal di bawah ini akan melengkapi gambarannya:
a. Merasa dapat berpikir lebih baik ketika bergerak atau berjalan
b. Ketika berbicara banyak menggerakkan anggota tubuh
c. Sulit untuk duduk diam
d. Menanggapi perhatian fisik
e. Lebih suka mempraktekkan daripada membaca instruksi
f. Menghapal dengan berjalan dan melihat (Lebih lanjut baca Quantum Learning, Bobby de Porter)
Setelah mengetahui gaya belajar ini kita dapat menyesuaikan metode pengajaran apa yang telah diadakan, di sekolah sehingga kita dapat beradaptasi dan tidak akan tertinggal dalam pelajaran. Pada bangku sekolah dari SD-SLTA, kegiatan belajar dan mengajar lebih sering menggunakan gaya visual sehingga bagi siswa yang bergaya belajar visual mudah untuk belajar, sedangkan bagi siswa auditorial apalagi kinestetik, seringkali dianggap guru sebagai siswa yang lambat dalam menangkap pelajaran. Di luar sekolah bagi siswa yang memiliki gaya belajar selain visual harus mengejar ketertinggalan dengan memaksimalkan gayanya sehingga ia dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
Begitu pula ketika ia telah lulus dari SLTA, kondisi belajar di kampus tentu berbeda dari sekolah. Oleh karena itu setiap siswa harus segera beradaptasi dalam menyesuaikan gaya belajar di kampus. Bagi siswa visual yang biasanya mendapat nilai baik di SLTA nya belum tentu dapat memiliki nilai sama baiknya ketika ia melanjutkan ke perguruan tinggi.
Di kampus mereka mulai merasakan bahwa kemampuan menyerap pelajaran di kampus mulai berkurang. Mereka mulai tertatih-tatih dalam menyesuaikan belajar di kampus. Terkadang bagi teman-teman visual merasa daya ingat dan kemampuan belajarnya sudah menurun, padahal kondisi belajar di kampus mengharuskan para siswa mendengarkan dosennya menerangkan selama berjam-jam.
Bagi siswa visual yang lebih senang menulis tentu bila harus mendengrkan pelajaran akan kesulitan dalam belajar karena ada perbedaan dari gaya belajar di kampus dengan gaya belajar dirinya.
Oleh karena itu kegagalan seseorang dalam belajar belum tentu karena ia tidak mampu, namun mungkin saja karena ia tidak menyadari ada perbedaan dalam belajar sehingga dirinya tidak beradaptasi melainkan menyalahkan dirinya yang merasa sudah berkurang daya ingatnya. Ketidakmengertian penyebab dari kelambatan daya tangkap inilah yang sebenarnya harus disadari. Ketidaksesuaian antara gaya pribadi dengan gaya di tempat belajar inilah yang harus dipahami yang kemudian dicari solusinya, sehingga ia akan mengetahui bahwa sesungguhnya ia tidak berkurang daya ingatnya tetapi hanya perlu beradaptasi dalam belajar di tempat yang baru.
Bagi pelajar visual ketika mereka memasuki dunia kampus maka mereka harus membawa catatan dan menulis hal-hal yang penting untuk membantu mereka mengurangi sifat lupanya bila mendapat penjelasan secara verbak dari dosen.
Bagi pelajar auditorial biasanya mereka merasa lebih mudah mengakap pelajaran karena sesuai dengan gaya dan kebiasaan mereka yang malas menulis, oleh karena itu sebaiknya mereka membawa alat rekam untuk merekam suara dosennya ketika menerangkan agar lebih mudah dalam belajar. Bagi pelajar kinestetik, sebaiknya ia membawa alat tulis untuk menggambar sesuatu kala ia jenuh dan duduk di barisan depan agar ia dapat melihat sentuhan fisik berupa gerakan dosen ketika ia memperhatikan pelajaran.
Dengan memahami gaya belajar kita masing-masing yang ternyata berbeda-beda, akan membantu kita menyadari bahwa ketika kita tidak dapat memahami kondisi belajar di suatu tempat, bukan berati kita tidak mampu namun mungkin ada ketidakcocokan antara gaya belajar kita dengan tempat tersebut. selain itu juga akan membantu kita untuk percaya pada kemampuan diri bahwa kita mampu menyerap pelajaran sehingga kegiatan belajar menjadi suatu yang menyenangkan dan kita tidak perlu lagi menyontek karena hanya akan menipu diri sendiri dan merugikan kita sendiri.

Makna Syahadatain

I. Pendahuluan
Kalimat syahadat adalah pintu gerbang seseorang menjadi muslim. Ketika seseorang ingin masuk Islam, hal pertama yang dilakukan adalah mengucapkan “Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammaddar rosuulullaah”. Dengan ucapan tersebut ia otomatis sudah menjadi seorang muslim yang memiliki konsekuensi menjalankan syariat Islam. Kalimat ini pulalah yang menentukan seseorang itu husnul khatimah atau su’ul khatimah di akhir hayatnya. Dengan kalimat ini pula pintu syurga terbuka untuknya.
Konsep yang terkandung dalam kalimat laa ilaaha illallaah adalah konsep pembebasan manusia dari penghambaan apapun kecuali Allah SWT semata-mata. Manusia menafikkan secara langsung segala bentuk ketuhanan yang ada di alam ini, kecuali hanya Allah SWT. Penolakan tersebut bertujuan untuk membersihkan aqidah dari syubhat ketuhanan dan menegaskan bahwa segala arti dan hakikat ketuhanan itu hanya ada pada Allah.
Kalimat syahadah ini memberikan pemahaman kepada kita dalam memahami dan bersikap bahwa tidak ada pencipta kecuali Allah saja, tiada pemberi rizki selain Allah, tiada pemilik selain Allah, tiada yang dicintai selain Allah, tiada yang ditakuti selain Allah, tiada yang diharapkan selain Allah, tiada yang menghidupkan dan mematikan selain Allah, tiada yang melindungi selain Allah, tiada daya dan kekuatan selain Allah dan tiada yang diagungkan selain Allah. Kemudian pengakuan Muhammad Rasulullah adalah menerima cara menghambakan diri berasal dari Rasulullah SAW sehingga tata cara penghambaan hanya berasal dari tuntunan Allah yang disampaikan kepada rasul-Nya.
Oleh karena itu syahadatain menjadi suatu pondasi dari sebuah metode lengkap yang menjadi asas kehidupan umat muslim. Dengan pondasi ini kehidupan Islami akan dapat ditegakkan. Semakin dalam pemahaman kita terhadap konsep syahadatain dan semakin menyeluruh kita mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, maka semakin utuh kehidupan Islami tumbuh dalam masyarakat muslim.
II. Definisi Syahadah
1. Secara bahasa, “Asyhadu” berarti saya bersaksi. Kesaksian ini bisa dilihat dari waktu, termasuk dalam aktivitas yang sedang berlangsung dan masih sedang dilakukan ketika diucapkan Asyhadu ini sendiri memiliki tiga arti:
a. Al I’lan (pernyataan), QS. Ali Imran (3) : 18
b. Al Wa’d (janji), QS. Ali Imran (3) : 81
c. Al Qosam (sumpah), QS. Al Munafiqun (63) : 2
2. Secara istilah syahadat merupakan pernyataan, janji sekaligus sumpah untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya melalui :
a. Pembenaran dalam hati (tasdiqu bil qolbi)
b. Dinyatakan dengan lisan (al qaulu bil lisan)
c. Dibuktikan dengan perbuatan (al ’amalu bil arkan)
Menurut hadist : “Iman adalah dikenali oleh hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan rukun-rukunnya”. (HR Ibnu Hibban)
Setelah memahami syahadah maka akan muncul keimanan, keimanan ini harus terus disempurnakan dengan sikap istiqomah, QS. Al Fushilat (41)
Istiqomah yang benar akan menghasilkan :
a. Syaja’ah (berani), QS.Al Maidah (5) : 52
b. Ithmi’nan (ketenangan), QS Ar Ra’du (13) : 28
c. Tafa’ul (optimis)
III. Jenis-jenis Syahadah
a. Syahadah Rububiyah yaitu pengakuan identitas terhadap Allah sebagai pencipta, pemilik, pemelihara dan penguasa,
QS. Al A’raf (7) : 172
b. Syahadah Uluhiyah yaitu : pengakuan loyalitas terhadap Allah sebagai satu-satunya supremasi yang boleh disembah dan ditaati, QS. Al A’raf (7) : 54
c. Syahadah risalah yaitu pengakuan terhadap diri Muhammad SAW sebagai utusan-Nya beliau adalah panutan terbaik bagi manusia,
QS. Al Ahzab (33) : 21

Jatuh Cinta dan Memendam Rindu (^_^)

Bisikan cinta bukan sekedar bisikan
Tiada yang tahu apa yang telah dikabarkan
Urusan cinta tiada tuntas dengan penalaran
Tiada pula dengan analogi dan pikiran
Urusan cinta adalah urusan sentuhan hati
Urusan demi urusan datang silih berganti..”

Pernahkah merasakan jatuh cinta, pada seseorang? Pasti pernah… Bagaimana rasanya, tak usah kita mencari jawabannya, karena tiap orang jawabannya rata-rata sama. Indah dan berjuta rasanya. Dunia serasa berseri, setiap orang dirasakan ramah, alam di sekelilingnya terasa indah. Katanya orang yang sedang fall in love itu tiap hari harus ketemu, kemana-mana harus sama-sama kalau sekali tak bertemu rindunya setengah mati, yang pasti dunia serasa milik berdua . Mereka tidak peduli dan tidak mempedulikan orang lain, yang penting mereka senang. Yang diingat hanyalah dia….dia….dan dia.

Jika ada yang belum pernah jatuh cinta, cobalah ikut rasakan tanda-tanda yang ditulis oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam bukunya yang berjudul Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu. Pertama biasanya ia selalu menghujamkan pandangan matanya pada orang yang dicintainya, kedua malu-malu jika orang yang dicintainya memandangnya. Ketiga ia akan banyak mengingat, membicarakan dan menyebut nama orang yang dicintainya. Kemudian ia tunduk pada perintah orang yang dicintai dan mendahulukan kepentingannya daripada kepentingannya sendiri. Lalu orang yang mencinta bersabar menghadapi gangguan orang yang dicintai, memperhatikan perkataan orang yang dicintai dan mendengarkannya, mencintai tempat dan rumah sang kekasih, segera menghampiri yang dicintai bila dipanggil.

Selanjutnya ia akan ikut mencintai apapun yang dicintai sang kekasih. Jika akan mengunjungi orang yang dicintai jalan yang dilalui terasa pendek meskipun jaraknya jauh sekali. Dan biasanya ia akan salah tingkah jika sedang mengunjungi atau sedang dikunjungi orang yang dicintai. Lalu ia akan gemetar tatkala berhadapan dengan orang yang dicintai atau tatkala mendengar namanya disebut. Jika ada orang lain yang membahasnya ia akan merasa cemburu. Menyenangi apapun yang menyenangkan orang yang dicintai meskipun sebenarnya kita tidak menyukainya. Ini merupakan salah satu keharusan karena sedikit berkorban untuk mendapatkan keridhaan orang yang dicintai, rasanya merupakan kewajiban.

Ciri-ciri orang yang sedang jatuh cinta selain yang disebut diatas adalah ia akan mempunyai kebiasaan baru yaitu suka menyendiri dan kadang ada helaan nafas panjang yang kerap dilakukan. Dan tentunya ia akan selalu berusaha untuk menghindari hal-hal yang akan meregangkan hubungan karena yang dicari pastilah kecocokan antara orang yang mencintai dan orang yang dicintai. Pada akhirnya ia akan tunduk dan patuh pada orang yang dicintai.

Jika kita merasakan salah satu diantara tanda-tanda diatas bersiap-siaplah untuk merasakan tanda-tanda yang lain. Karena kalau salah satu tanda sudah datang, pasti akan diikuti oleh tanda yang lainnya. Bersyukurlah kalau kita mengalaminya. Ada satu hal yang kadang-kadang terlupakan atau dilupakan oleh orang yang sedang jatuh cinta. Apa? Allah, Tuhan yang memiliki cinta. Hanya Dia yang berhak dicintai. Pernahkan kita jatuh cinta pada-Nya?

Kalau jatuh cinta pada sesama manusia ada keinginan dari kita agar orang lain mengetahuinya. Ingin rasanya diberitahukan pada semua orang tentang apa yang sedang terjadi pada kita. Biar semua orang tahu kalau kita sedang jatuh cinta. Akankah sama ceritanya jika sedang jatuh cinta pada Allah. Rasanya tidak. Jika sedang jatuh cinta pada Allah, rasanya kita akan malu untuk mengakuinya apalagi sampai orang lain tahu. Kita akan sangat egois untuk tidak berbagi cerita pada orang lain.

Lalu berapa banyakkah dari kita yang pada saat fall in love selain mengingat dia (kekasih) juga mengingat Allah? Berapa banyakkah dari kita yang menyadari bahwa jatuh cinta merupakan anugerah besar yang harus disyukuri? Jika saja setiap orang yang sedang jatuh cinta pada sesama manusia dan mengalami tanda-tanda seperti tadi, merasakan dan melakukan hal yang sama pula dengan ketika ia jatuh cinta pada Allah Rabbul ‘Alamin, subhanallah, Mahasuci Allah yang telah memberikan cintanya pada manusia dengan memberikan anugrah berupa rasa cinta.

Cinta itu laksana pohon di dalam hati. Akarnya adalah ketundukan kepada kekasih yag dicintai, dahannya adalah mengetahuinya, ranting-ranting adalah ketakutan kepadanya, daun-daun adalah malu kepadanya, buahnya adalah ketaatan kepadanya dan air yang menghidupinya adalah menyebut namanya. Jika di dalam cinta ada satu bahagian yang kosong, bererti cinta itu kurang. Allah telah mensifati Diri-Nya, bahwa Dia mencintai hamba-hamba-Nya yang mukmin dan mereka pun mencintai-Nya.

Sesungguhnya, kecintaan pada Allah pasti menyelamatkan orang yang mencintai-Nya dari azab dan semestinya pula seorang hamba tidak mencoba-coba mengganti cinta hakiki itu dengan yang lainnya.

Wallahua’lam.

MANAJEMEN CINTA

I. Pendahuluan
Bila kita berbicara masalah cinta, tidak akan habis waktu untuk membahasnya. Sayangnya bahasan cinta tidak jauh seputar masalah antar makhluk. Padahal bahasan cinta itu begitu luas, segala hubungan baik sesama makhluk maupun dengan sang pencipta dan juga segala kegiatan yang kita lakukan.
Cinta memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Fenomena yang terjadi sehari-hari mengungkapkan bahwa cinta dapat menjadi motivator aktivitas yang kita jalankan. Namun perlu juga kita sadari bahwa cinta dapat juga merusak aktivitas kita.
Oleh karena itu disadari atau tidak, cinta mempengaruhi kehidupan seseorang, baik cinta kepada Allah maupun bukan kepada Allah. Cinta bukan kepada Allah sering membawa kepada cinta buta yang tak terkendali sedangkan cinta kepada Allah akan membawa kepada ketenangan dan kedamaian. Cinta kepada makhluk membawa ketidakpastian, penasaran dan kesenangan semu. Cinta kepada Allah akan membawa keyakinan dan keabadian.
Cinta yang bukan karena Allah biasanya didasari oleh syahwat dan cinta kepada Allah didasari oleh iman. Syahwat akan mengendalikan diri kita dan bahkan bila kita memperturutkan syahwat dapat membahayakan kita. Oleh karena itu kita perlu mengetahui bagaimana mengelola cinta agar bahagia dunia dan akhirat.
Cinta erat kaitannya dengan amal/aktivitas. Amal tanpa cinta akan merusak amal yang dikerjakan, karena hanya akan menghasilkan rutinitas dan penghayatan yang semu. Namun sebaliknya apabila amal berdasarkan cinta akan menghasilkan amal saleh yang dihayati dengan mendalam. Ibadah kepada Allah perlu didasari kecintaan. Dengan adanya cinta kepada Allah maka kita akan rela dan ikhlas melaksanakan semua perintahnya bahkan rela berkorban jiwa dan harta.
II. Pembagian Cinta
1. Sesuai syariat
Cinta seorang mu’min lahir dari ketulusan imannya kepada Allah SWT. Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya mesti diiringi nilai Islam yang benar. Kesalahan dalam mencintai Rasul akan membawa kepada taqlid yang membabi buta dan menimbulkan figuritas yang berlebihan bahkan cenderung menjadi tuhan baru.
Cinta berdasarkan syariat akan kekal, tidak saja terjadi di dunia tetapi akan berlanjut sampai di akhirat. Kasih sayang sebagai wujud dari cinta akan menghaluskan akhlaq dan melembutkan jiwa. Cinta yang sesuai syariah akan mengarahkan manusia untuk menyayangi yang lemah dan melindungi yang tua, mengajak kepada kebaikan dan menguatkan iman.
2. Tidak sesuai syariat
Cinta yang tidak sesuai dengan syariat berdasarkan atas keinginan syahwat. Cinta tanpa iman hanya memenuhi tuntutan syahwat semata (hawa nafsu). Cinta seperti ini tidak kekal dan biasanya bersifat materi. Cinta seperti ini hanya akan menyengsarakan manusia karena akan menggelincirkan manusia pada kehinaan dan penyesalan.
Namun satu hal perlu yang kita perhatikan adalah kecintaan pada syahwat (QS. Ali Imran (3) : 14) seperti wanita, anak, harta benda, binatang, ladang dan lain-lain dibenarkan keberadaannya oleh Allah karena kecintaan ini merupakan tabiat manusia. Oleh karena itulah agar cinta ini dapat membawa kita pada ketenangan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat yang perlu dilakukan ialah mengarahkan bahwa cinta ini perlu dikendalikan oleh syariat bukan dibunuh/dihilangkan. Dengan panduan syariat kecintaan yang bersifat syahwati akan menuntun pada kebahagiaan yang hakiki sedangkan tanpa syariat kecintaan syahwati ini akan membawa kesesatan dan kesengsaraan.
III. Tanda-tanda Cinta
1. Banyak mengingat yang dicintainya, (QS. Al Anfal (8) : 2)
2. Kagum
Kagum muncul karena adanya suatu kelebihan yang dilihatnya, apakah bersikap subjektif atau objektif. Kagum diawalai dengan mengenali sesuatu yang lebih dibandingkan dengan yang lain. (QS. Al Hasyr (59) : 24)
3. Ridha
Cinta menimbulkan keridhaan kepada yang dicintai apapun yang diperintahkan atau dilarang ia rela melakukannya. (QS. At Taubah (9) : 62)
4. Tadhhiyah (siap berkorban)
Cinta akan membuat kesiapan untuk berkorban demi kepentingan yang dicintainya. Ia akan membela habis-habisan sebagai wujud dari cintanya. (QS. Al Baqarah (2) : 207)
5. Takut
Ketakutan yang muncul dari cinta adalah dalam bentuk harap dan cemas berharap agar yang dicintainya ridho dan cemas bila yang dicintainya tidak ridho kepadanya. (QS. Al Anbiya (21) : 90)
6. Berharap
Cinta menumbuhkan harapan kepada yang dicintainya. (QS. Al Ahzab (33) : 80)
7. Taat
Bukti dari cinta adalah mentaati kepada yang dicintainya. (QS. An Nisaa (4) : 80)
Setelah memahami tanda-tanda cinta tersebut, diharapkan kita dapat membuat porsi-porsi yang tepat dalam mengelola cinta. Cinta yang menempati urutan pertama dan utama adalah cinta kepada Allah, dengan mencintai Allah kita akan mendapat berkah dan rahmat dari Allah karena Dialah penguasa sejati kita, pencipta kita. Setelah itu mencintai apa yang dicintai Allah yaitu Rasulullah SAW sebagai utusannya dan penerus risalah terakhir kepada manusia, terutama sesama muslim karena Allah telah mempersaudarakan umat muslim dimanapun mereka berada.
IV. Kisah-kisah Cinta
1. Seorang sahabat bernama Jabir secara fisik kata orang ia tidak ganteng dan secara ekonomi ia miskin. Ketika Rasul SAW menawarkannya untuk menikah, dia menyatakan kesediaan meskipun semula dia tidak yakin akan adanya orang tua yang akan menikahkan putrinya kepadanya. Dan ternyata Rasul SAW mempertemukan dirinya dengan seorang wanita yang tak hanya sholehah, tapi juga cantik dan keturunan bangsawan. Tapi beberapa hari sesudah pernikahan, bahkan kata orang suasananya masih suasana pengantin baru, ketika datang panggilan jihad, maka tak segan-segan dia mendaftarkan diri kepada Rasul SAW untuk menjadi pasukan perang, lalu ia betul-betul berangkat ke medan jihad hingga syahid.
2. Kisah kaum Anshor menyambut muhajirin
Ketika Rasulullah telah berhijrah, beliau mempersaudarakan antara kaum Muhajiri dan kaum Anshor, di rumah Anas bin Malik. Mereka saling memberikan hak waris setelah kematiannya, sedangkan kaum kerabatnya tidak menerima hak waris tersebut, hal ini berlaku sampai turun surat Al Anfal ayat 75.
Selain itu Rasulullah SAW juga mempersaudarakan Abdur Rahman bin Auf dan Sa’ad bin Ar-Rabi. Sa’ad bin Ar-Rabi berkata kepada Abdur Rahman : “Aku termasuk orang Anshor yang mempunyai banyak harta. Harta itu akan kubagi dua, setengah untuk anda dan setengah untuk aku, aku mempunyai dua orang isteri, lihatlah mana yang anda pandang paling menarik. Sebutkan namanya, dia akan segera aku cerai. Setelah habis masa iddahnya Anda kupersilahkan menikahinya. Abdur Rahman menjawab: “Semoga Allah memberkahi keluarga dan kekayaan Anda. Tunjukkan saja kepadaku, dimanakah pasar kota kalian?.
Kaum Anshor berkata kepada Nabi SAW, “Bagikanlah pohon kurma di antara kami dan ikhwan kami”. Beliau berkata, “Tidak”. Kaum Muhajirin berkata, “Kalian memenuhi kebutuhan kami dan kami ikut bekerja bersama kalian dalam mengurus buah itu”, kaum Anshor berkata, “Kami dengar dan taat”.
Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa kaum Anshor sangat ramah terhadap saudara mereka, kaum Muhajirin. Sangat tampak sikap rela berkorban, mengutamakan orang lain dan cinta kasih kaum Anshor. Sedangkan kaum Muhajirin sangat menghargai keikhlasan budi kaum Anshor. Mereka tidak menggunakan hal itu segai kesempatan untuk kepentingan yang bukan pada tempatnya. Mereka hanya mau menerima bantuan dari kaum Anshor sesuai dengan jerih payah yang mereka curahkan di dalam suatu pekerjaan.
Sungguh persaudaraan itu merupakan suatu kebijakan yang unik dan tepat, serta dapat menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi oleh kaum muslimin.
V. Hadits tentang Cinta
1. “Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah itu ada beberapa orang yang bukan golongan nabi dan syuhada, namun para nabi dan syuhada menginginkan keadaan seperti mereka, karena kedudukannya di sisi Allah. Sahabat bertanya, “Ya Rasulullah tolong beritahu kami siapa mereka?” Rasulullah SAW menjawab : “mereka adalah satu kaum yang cinta mencintai dengan ruh Allah tanpa ada hubungan sanak saudara, kerabat diantara mereka serta tidak adak hubunga harta benda yang terdapat pada mereka. Maka demi Allah wajah-wajah mereka sungguh bercahaya, sedang mereka tidak takut apa-apa dikala orang lain takut dan mereka tidak berduka cita dikala orang lain berduka cita”. (HR. Abu Daud)
2. “Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu dengan saudaranya yang muslim, lalu ia memegang tangannnya (berjabatan tangan) gugurlah dosa-dosa keduanya sebagaimana gugurnya daun dari pohon kering jika ditiup angin kencang. Sungguh diampuni dosa mereka berdua, meski sebanyak buih dilaut”. (HR. Tabrani)
3. “Sesungguhnya Allah SWT pada hari kiamat berfirman: “Dimanakah orang yang cinta mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi dihari yang tiada naungan melainkan naungan-Ku”. (HR. Muslim)
4. “Allah SWT berfirman: “Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang cinta- mencintai karena Aku, saling kunjung mengunjungi karena Aku dan saling memberi karena Aku”. (Hadits Qudsi)
5. “Bahwa seseorang mengunjungi saudaranya di desa lain, lalu Allah mengutus malaikat untuk membuntutinya. Tatkala malaikat menemaninya, ia berkata: “Kau mau kemana?” Ia menjawab: “Aku ingin mengunjungi saudaraku di desa ini. “Lalu malaikat bertanya: “Apakah kamu akan memberikan sesuatu kepada saudaramu?” Ia menjawab: “Tidak ada, melainkan hanya aku mencintainya karena Allah SWT”. Malaikat berkata: “Sesungguhnya aku diutus Allah kepadamu, bahwa Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai orang tersebut karena-Nya”. (HR. Muslim)
6. “Tiga perkara, barangsiapa memilikinya memilikinya, ia dapat merasakan manisnya iman, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul melebihi cintanya kepada selain keduanya, cinta kepada seseorang kepada Allah dan membenci kekafiran sebagaimana ia tidak mau dicampakkan ke dalam api neraka”. (HR. Bukharim Muslim)

PENELITIAN EKSPERIMEN

Eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih dan digunakan dalam penelitian pembelajaran pada latar kelas (PTK). Penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan (Danim, 2OO2).

Karakteristik Penelitian Eksperimen
Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimental, yaitu, (1)Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (rambang). (2) Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental. (3) Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian.

Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak. (4) Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan. (5) Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan penggeneralisasian pada kondisi yang sama. (6) Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.

Langkah-Langkah Kegiatan Penelitian Eksperimen
Pada umumnya, penelitian eksperirnental dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut, yaitu,
(1) Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
(2) Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
(3) Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.
(4) Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen;
menentukan cara mengontrol;
memilih rancangan penelitian yang tepat;
menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian;
membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen;
membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan; g) mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.
(5) Melaksanakan eksperimen.
(6) Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
(7) Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan vaniabel yang telah ditentukan.
(8) Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya.
(9) Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan (Sukardi, 2003).

Rancangan Penelitian Eksperimen
Rancangan yang akan diterapkan dalam penelitian eksperimen meliputi: pra-eksperimental, eksperimen murni, dan eksperimen kuasi.

(1). Rancangan Pra-Eksperimental
Rancangan pra-eksperirnental yang sederhana ini berguna untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan pada penelitian. Ada tiga hal yang lazim digunakan pada rancangan pra-eksperimental, yaitu:
a). Studi kasus bentuk tunggal (one-shot case study)
b). Tes awal – tes akhir kelompok tunggal (the one group pretest posttest)
c). Perbandingan kelompok statis (the static group comparison design)

(2). Rancangan Eksperimen Murni
Rancangan eksperimen murni ini mempunyai tiga karakteristik, yaitu:
a). Adanya kelompok kontrol.
b). Siswa ditarik secara ramdom dan ditandai untuk masing-masing kelompok.
c). Sebuah tes awal diberikan untuk mengetahui perbedaan antar kelompok.

Dua rancangan eksperimen secara garis besar dijelaskan sebagai berikut.
a). Rancangan secara acak dengan tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized
posttest only control group design)
b). Rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol (the
randomized pretest-posttest control group design)
c). Empat kelompok solomon (the randomized solomon four group design)
d). Rancangan secara acak dengan pemasangan subjek melalui tes tes akhir dan
kelompok kontrol (the randomized posttest – only control group design)
e). Rancangan secara acak dengan pemasangan subjek melalui tes awal-tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized pretest – posttest cont rot group design, using)

(3). Rancangan Eksperimen Kuasi/Semu (Quasi—Experimental Design)
Rancangan eksperimental kuasi ini memiliki kesepakatan praktis antara eksperimen kebenaran dan sikap asih manusia terhadap bahasa yang ingin kita teliti. Beberapa rancangan eksperimen kuasi (eksperimen semu), yaitu:
a). Rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes akhir dan kelompok kontrol (the
randomized posttest – only control group design, using matched subject).
b). Rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes awal-tes akhir dan kelompok
kontrol (the randomnized posttest – only control group design, using matched subject),
c). Rancangan tiga perlakuan dengan pengaruh imbangan (a three treatment counter
balanced, using matched subject) .
d). Rancangan rangkaian waktu (a basic time-series design)
e). Rancangan faktorial (factorial design).

POPULASI DAN SAMPEL

Populasi

Populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya yang menjadi pusat perhatian dan menjadi sumber data penelitian. Apabila kita lihat definisi tersebut, pengertian populasi bisa sangat beragam sehingga kita harus mendefinisikan populasi tersebut dengan jelas dan tepat.
Berikut ini adalah contoh suatu populasi:
Populasi Mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad)
Populasi Mahasiswa Fakultas Pertanian (Faperta)
Populasi Mahasiswa Agroteknologi, Faperta, Unpad
Populasi Mahasiswa Agroteknologi Angkatan 2009, Faperta, Unpad
Populasi Mahasiswa Agroteknologi Kelas A, Angkatan 2009, Faperta, Unpad
Apabila kita perhatikan contoh populasi di atas, pengertian populasi di sana bersifat relatif, pendefinisiannya tergantung dari si Peneliti, apakah dia ingin mengetahui Populasi Mahasiswa Unpad secara keseluruhan ataukah hanya tertarik pada populasi mahasiswa Agroteknologi angkatan 2009 saja.

Kita harus hati-hati dalam mendefinisikan suatu populasi. Populasi harus didefinisikan dengan jelas dan tepat. Misalnya, kita ingin mengetahui rata-rata nilai IPK mahasiswa Unpad. Berarti parameter/sifat/ciri yang ingin diketahui adalah rata-rata nilai IPK mahasiswa dan obyek yang ditelitinya adalah Mahasiswa Unpad. Jika kita merumuskan populasi seperti ini, rumusannya sudah jelas tapi belum tepat. Jelas maksudnya: (1) parameter yang ingin diteliti sudah jelas, yaitu Nilai IPK mahasiswa Unpad dan bukan parameter lain, seperti tinggi, nilai IQ dan sebagainya (2) populasinya hanya mahasiswa Unpad bukan nilai IPK mahasiswa dari universitas lain. Belum tepat maksudnya, apabila kita berbicara tentang mahasiswa Unpad cakupannya cukup luas. Apakah kita akan mendata nilai IPK semua mahasiswa Unpad dari semua angkatan, baik yang masih aktif, non aktif, meninggal, DO, maupun yang sudah lulus?

Dengan demikian, batasan ruang lingkup dari populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas dan tepat, karena semua kesimpulan yang nantinya akan diperoleh dari hasil penarikan contoh (sampel) hanya berlaku untuk populasi yang dimaksud, bukan untuk populasi yang berada diluar batasan ruang lingkup yang diberikan.
Perhatikan pendefinisian populasi berikut:
“Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Agroteknologi Angkatan 2009, Faperta Unpad, yang masih aktif”
Pendefinisian populasi seperti ini sudah jelas batas ruang lingkupnya, sehingga kesimpulan apapun yang diberikan terhadap suatu sampel yang diambil dari populasi tersebut hanya berlaku untuk populasi yang dibatasi oleh Mahasiswa Agroteknologi Angkatan 2009, Faperta, Unpad, yang masih aktif kuliah dan tidak berlaku untuk mahasiswa lainnya yang berada diluar ruang lingkup tersebut. Jadi hanya menggambarkan keadaan rata-rata nilai IPK mahasiswa pada ruang lingkup tersebut.
Populasi dapat dibagi berdasarkan keadaan (kompleksitasnya) dan berdasarkan ukurannya. Menurut keadaannya populasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu Populasi Homogen, dan Populasi heterogen. Berdasarkan ukurannya, populasi juga dibagi menjadi dua bagian yaitu Populasi terhingga, dan Populasi tak terhingga.

Populasi berdasarkan keadaannya:
Populasi Homogen: populasi dikatakan homogen apabila unsur-unsur dari populasi yang diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif seragam satu sama lainnya. Karakteristik seperti ini banyak ditemukan di bidang eksakta, misalnya air, larutan, dsb. Apabila kita ingin mengetahui manis tidaknya secangkir kopi, cukup dengan mencoba setetes cairan kopi tersebut. Setetes cairan kopi sudah bisa mewakili kadar gula dari secangkir kopi tersebut.

Populasi Heterogen: populasi dikatakan heterogen apabila unsur-unsur dari populasi yang diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif berbeda satu sama lainnya. Karakteristik seperti ini banyak ditemukan dalam penelitian sosial dan perilaku, yang objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia yang bersifat unik dan kompleks. Misalnya, apabila kita ingin mengetahui rata-rata IQ mahasiswa Unpad angkatan 2009 (berarti rata-rata dari semua Fakultas). Jelas, rata-rata IQ mahasiswa antar Fakultas kemungkinan besar bervariasi, IQ mahasiswa Fakultas Kedokteran relatif lebih tinggi dibanding dengan rata-rata IQ mahasiswa Fakultas lainnya, sehingga kita bisa mengatakan bahwa populasi tersebut keadaannya heterogen. Untuk mengatasi populasi yang heterogen dalam melakukan penelitian, perlu adanya pengelompokan berdasarkan karakteristiknya, sehingga dari populasi yang ada digrupkan dalam beberapa kelompok, yang nantinya kelompok-kelompok tersebut akan hogomen dalam kelompoknya, tetapi kelompok-kelompok tersebut sangat heterogen diantara kelompkonya. Pada pemisalan sebelumnya, kelompok identik dengan Fakultas.
Populasi berdasarkan ukurannya:
Populasi terhingga: Populasi dikatakan terhingga bilamana anggota populasi dapat diperkirakan atau diketahui secara pasti jumlahnya, dengan kata lain, jelas batas-batasnya secara kuantitatif, misalnya:
Banyaknya Mahasiswa Agroteknologi Kelas A, Angkatan 2009, Faperta, Unpad
Tinggi penduduk yang ada di kota tertentu
Panjang ikan di sebuah danau
Populasi tak hingga: populasi dikatakan tak hingga bilamana anggota populasinya tidak dapat diperkirakan atau tidak dapat diketahui jumlahnya, dengan kata lain, batas-batasnya tidak dapat ditentukan secara kuantitatif, misalnya:
Air di lautan
Banyaknya pasir yang ada di Pantai Pangandaran.
Banyaknya anak yang menderita kekurangan gizi
Kedalaman suatu danau yang diukur dari berbagai titik
Namun demikian, dalam praktek kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai adanya populasi terhingga dianggap sebagai populasi tak terhingga, dan hal seperti ini dibenarkan secara statistika, misalnya banyaknya orang Indonesia yang merokok, banyaknya penduduk Indonesia sekarang, dan sebagainya.
Sampel

Dalam statistik inferensial, kita ingin mengetahui gambaran karakteristik tertentu dari suatu populasi, namun terkadang hal tersebut terkadang tidak mungkin dan tidak praktis untuk mengamati seluruh obyek/individu yang menyusun suatu populasi. Pedagang eceran beras hanya meneliti segenggam beras untuk menentukan kualitas sekarang beras. Pedagang emas hanya meneliti bekas gosokan dari perhiasan tersebut untuk menentukan kualitas emas perhiasan tersebut. Peneliti lingkungan hanya meneliti beberapa milliliter air untuk menentukan kualitas air pada suatu sungai atau danau. Pertanyaannya, mengapa tidak meneliti secara keseluruhan, bukankah hasilnya akan lebih baik dan lebih tepat?
Mengingat seorang peneliti dalam melakukan penelitian penuh dengan keterbatasan baik dari segi biaya, waktu, dan lain sebagainya maka penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi atau data yang diinginkan sesuai dengan permasalah yang diteliti ditempuh dengan mengambil sebagian dari populasi, dengan mempertimbangkan ketebatasan yang ada dari peneliti. Bagian dari populasi tersebut sebagai tempat untuk mengumpulkan informasi dinamakan contoh (sampel).
Dengan demikian, sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan menggunakan aturan-aturan tertentu, yang digunakan untuk mengumpulkan informasi/data yang menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki populasi.
Dari definisi tersebut jelas bahwa sampel yang kita ambil digunakan untuk menggambarkan karakteristik suatu populasi, atau dengan kata lain, sampel digunakan untuk menggeneralisasi suatu populasi. Dengan demikian, sampel harus betul-betul bersifat representatif sehingga dapat mewakili dan mencerminkan karakteristik populasi dari mana sampel itu diambil.

Gambaran Sampel Representatif
Seorang peneliti, jarang mengamati keseluruhan populasi karena dua alasan:
Biaya terlalu tinggi dan
Populasi bersifat dinamis, yaitu unsur-unsur populasi bisa berubah dari waktu ke waktu.
Ada tiga keuntungan utama pengambilan sampel:
Biaya lebih rendah,
Pengumpulan data lebih cepat, dan
Hal ini mungkin untuk memastikan keseragaman dan untuk meningkatkan akurasi dan kualitas data karena kumpulan data lebih kecil .
Jenis-Jenis sampel
Dalam proses pemilihan sampel ada dua faktor penentu yang berperan yaitu:
Ada atau tidak adanya faktor pengacakan, dan
Peran orang yang memilih (mengambil) sampel tersebut.
Pada proses pengambilan sampel dengan menggunakan faktor pengacakan didalamnya termasuk unsur-unsur peluang, sedangkan peran dari orang pemilih sampel dapat bersifat obyektif dan dapat pula bersifat subyektif.
Yang dimaksud dengan sikap obyektif dalam memilih sampel adalah suatu cara pemilihan sampel yang menggunakan metode tertentu yang jelas, sehingga penarikan sampel tersebut bila dilakukan oleh orang lain akan diperoleh hasil yang tidak jauh berbeda dari penarikan sampel sebelumnya, dalam menduga sifat atau ciri populasinya. Jadi dengan pengambilan sampel dengan menggunakan metode tertentu dan jelas, akan diperoleh sampel yang konsisten, artinya bila pengambilan sampel dilakukan secar berulang-ulang terhadap populasi yang sama hasilnya tetap terkendali dalam arti tetap menggambarkan sifat atau ciri dari populasinya, walaupun hasilnya tidak persis sama antara yang satu dengan yang lainnya.

Sifat subyektif dalam memilih sampel adalah suatu pemilihan sampel dengan melibatkan pertimbangan pribadi dari pengambil sampel untuk mengambil sampel yang baik menurut versinya sendiri (versi peneliti). Dengan demikian sampel yang diperoleh merupakan sampel yang berbias, apalagi orang yang memilih cotnoh sampel mempunyai latar belakang yang kurang terhadap konsep statistika khususnya konsep tentang teori penarikan sampel.

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

Dewasa ini kehidupan manusia dengan cepat berubah dari waktu ke waktu. Demikian juga dengan kehidupan anak/generasi muda, yang bahkan kadang-kadang perubahan itu sangat kompleks. Kehidupan keluarga, termasuk anak-anak sekarang memberikan banyak kebebasan dan banyak dipengaruhi oleh faktor dari luar. "Dunia menjadi semakin kosmopolitan dan kita semua mempengaruhi satu sama lain." Demikian ujar desainer Paloma Picasso, seperti dikutip oleh John Naisbitt (1990:106)

Di lain pihak dengan kemajuan di bidang komunikasi (termasuk telekomunikasi tentunya), melalui film, TV, radio, surat kabar, telepon, computer, internet, d1l. anak-anak sekarang sudah lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar. Dalam tulisan berikutnya, John Naisbitt menggambarkan: Dahulu biaya untak memulai sebuah surat kabar sama dengan biaya untuk memulai sebuah pabrik baja. Akan tetapi, dengan desktop publishing sekarang ini, sebuah surat kabar dapat dimulai dalam semalam dengan sedikit sekali biaya. Daily Planet Telluride sepenuhnya didigitalkan, termasuk pemakaian kamera digital yang citranya diumpankan langsung ke dalam komputer. (John Naisbitt, 1994:28-29).

Jadi sekarang ini kehidupan kita senantiasa dibayangi oleh perkembangan IPTEKS (baca: Ilmu, Teknologi dan Seni) dengan akselerasi laju yang luar biasa, yang menyebabkan terjadinya "ledakan informasi". Pertumbuhan pengetahuan pada tahun 80-an saja berjalan dengan kecepatan 13% per tahun. Ini berarti bahwa pengetahuan yang ada akan berkembang menjadi dua kali lipat hanya dalam tempo kira-kira 5,5 tahun. Akibatnya pengetahuan dalam bidang tertentu menjadi "kadaluwarsa" hanya dalam tempo kira-kira 2,5 tahun. (Dikutip dari Miguel Ma.Varela, Education for Tomorrow, APEID, Unesco PROAP, Bangkok, 1990, oleh Santoso S. Hamidjojo).

Dari gambaran di atas kiranya jelas bahwa dunia yang dihadapi peserta didik termasuk mahasiswa pada saat ini, sangat kompleks.Wajarlah jika secara periodik kurikulum senantiasa harus selalu ditinjau kembali, dan senantiasa ada pembaharuan di bidang kurikulum.

TANTANGAN MASA DEPAN

Masa depan kita ditandai oleh banjir informasi dan perubahan yang amat cepat dikarenakan masyarakat dunia terekspos oleh revolusi di bidang ilmu, teknologi dan seni, serta arus globahsasi, sehingga menuntut kesiapan kita semua untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada atau. akan terjadi. Artinya kita harus mampu menghadapi masyarakat yang sangat kompleks dan global.

Adapun sejumlah masalah yang dihadapi saat ini dan tantangan masa depan dapat berupa:
Faktor-faktor Eksternal seperti: globalisasi, perkembangan ekonomi nasional, desentralisasi, politik, sosial budaya dan teknologi.

Faktor-faktor Internal seperti: dampak manajemen yang sentralistik, mekanisme pendanaan oleh pemerintah, manajemen dan organisasi, sumberdaya manusia, penelitian di perguruan tinggi, serta peran serta orang tua dalam pendanaan pendidikan

PENDIDIKAN BERBASIS KOMPETENSI

Pembaharuan pendidikan dan pembelajaran selalu dilaksanakan dari waktu ke waktu dan tak pernah henti. Pendidikan dan pembelajaran berbasis kompetensi merupakan contoh hasil perubahan dimaksud dengan tujuan untuk meningkatkan kulitas pendidikan dan pembelajaran'.

Pendidikan berbasis kompetensi menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi yang sering disebut dengan standar kompetensi adalah kemampuan yang secara umum harus dikuasai lulusan. Kompetensi menurut Hall dan Jones (1976: 29) adalah "pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur". Kompetensi (kemampuan) lulusan merupakan modal utama untuk bersaing di tingkat global, karena persaingan yang terjadi adalah pada kemampuan sumber daya manusia. Oleh karena. itu, penerapan pendidikan berbasis kompetensi diharapkan akan menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di tingkat global. Implikasi pendidikan berbasis kompetensi adalah pengembangan silabus dan sistem penilaian berbasiskan kompetensi.

Paradigma pendidikan berbasis kompetensi yang mencakup kurikulum, pembelajaran, dan penilaian, menekankan pencapaian hasil belajar sesuai dengan standar kompetensi. Kurikulum berisi bahan ajar yang diberikan kepada siswa/mahasiswa melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip pengembangan pembelajaran yang mencakup pemilihan materi, strategi, media, penilaian, dan sumber atau bahan pembelajaran. Tingkat keberhasilan belajar yang dicapai siswa/mahasiswa dapat dilihat pada kemampuan siswa/mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang harus dikuasai sesuai dengan staniar prosedur tertentu.

PENGEMBANGAN KURIKULUM

Kurikulum dapat. dimaknai sebagai: suatu dokumen atau rencana tertulis mengenai kuahtas pendidikan yang harus dimiliki oleh peserta didik melalui suatu pengalaman belajar. Pengertian ini mengandung arti bahwa kurikulum harus tertuang dalam satu atau beberapa dokumen atau rencana tertulis. Dokumen atau rencana tertulis itu berisikan pernyataan mengenai kuahtas yang harus dimiliki seorang peserta didik yang mengikuti kurikulum tersebut aspek lain dari makna kurikulum adalah pengalaman belajar. Pengalaman belajar di sini dimaksudkan adalah pengalaman belajar yang dialami oleh peserta didik seperti yang direncanakan dalam dokumen tertuhs. Pengalaman belajar peserta didik tersebut adalah konsekuensi langsung dari dokumen tertulis yang dikembangkan oleh dosen/instruktur/pendidik. Dokumen tertulis yang dikembangkan dosen ini dinamakan Rencana Perkuliahan/Satuan Pembelajaran. Pengalaman belajar ini memberikan dampak langsung terhadap hasil belajar mahasiswa. Oleh karena itu jika pengalaman belajar ini tidak sesuai dengan rencana tertulis maka hasil belajar yang diperoleh peserta didik tidak dapat dikatakan sebagai hasil dari kurikulum.

Ada enam dimensi pengembangan kurikulum untuk pendidikan tinggi yaitu pengembangan ide dasar untuk kurikulum, pengembangan program, rencana perkuliahan/satuan pembelajaran, pengalaman belajar, penilaian dan hasil. Keenam dimensi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu Perencanaan Kurikulum, Implementasi Kurikulum, dan Evaluasi Kurikulum. Perencanaan Kurikulum berkenaan dengan pengernbangan Pokok Pikiran/Ide kurikulum dimana wewenang menentukan ada pada pengambil kebijakan urtuk suatu lembaga pendidikan. Sedangkan Implementasi kurikulum berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum di lapangan (lembaga pendidikan/kelas) dimana yang menjadi pengembang dan penentu adaIah dosen/tenaga kependidikan. Evaluasi KurikuIum merupakan kategori ketiga dimana kurikulum dinilai apakah kurikulum memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang sudah dirancang ataukah ada masalah lain baik berkenaan dengan salah satu dimensi ataukah keseluruhannya. Dalam konteks ini evaluasi kurikulum dilakukan oleh tim di luar tim pengembang kurikulum dan dilaksanakan setelah kurikulum dianggap cukup waktu untuk menunjukkan kinerja dan prestasinya.

A. KURIKULTUM BERBASIS KOMPETENSI UNIUK PENDIDIKAN TINGGI

1. Kurikulum Pendidikan Tinggi Berdasarkan Sk Mendiknas 232

Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Vomor 232/U/2000 Mail menetapkan Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa. Dalam Surat Keputusan tersebut dikemukakan struktur kurikulum. berdasarkan tujuan belajar (1) Learning to know, (2) learning to do, (3) learning to live together, dan (4) learning to be. Bersasarkan pemikiran tentang tujuan belajar tersebut maka mata kuliah dalam kurikulum perguruan tinggi dibagi atas 5 kelompok yaitu: (1) Mata. kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) (2) Mata Kuliah Keilmuan Dan Ketrampilan (MKK) (3) Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) (4) Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB), dan (5) Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB).

Dalam Ketentuan Umum (7.8,9.10,11) dikemukakan deskripsi setiap kelompok mata kuliah dalam kurikulum inti dan pada pasal 9 berkenaan dengan kurikulum institusional. Dengan mengambil rumusan pada Ketentuan Umum, deskripsi tersebut adalah sebagai berikut:

Keputusan Mendiknas yang dituangkan dalam SK nomor 232 tahun 2000 di atas jelas menunjukkan arah kurikulum berbasis kompetensi walau. pun secara. eksplisit tidak dinyatakan demikian.

2. Kurikulum Pendidikan Tinggi Berdasarkan SK Mendiknas No.045/U/2002

Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002. tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi mengemukakan "Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu".

Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang pada tahap perencanaan, terutama dalam tahap pengembangan ide akan dipengaruhi oleh kemungkinan-kemungkinan pendekatan, kompetensi dapat menjawab tantangan yang muncul. Artinya, pada waktu mengembangkan atau mengadopsi pemikiran kurikulum berbasis kompetensi maka pengembang kurikulum harus mengenal benar landasan filosofi, kekuatan dan kelemahan pendekatan kompetensi dalam menjawab tantangan, serta jangkauan validitas pendekatan tersebut ke masa depan. Harus diingat bahwa kompetensi bersifat terus berkembang sesuai dengan tuntutan dunia kerja atau dunia profesi maupun dunia ilmu.

SK Mendilmas nomor 045 tahun 2002 ini memperkuat perlunya pendekatan KBK dalam pengembangan kurikulum pendidikan tinggi. Bahkan dalam SK Mendiknas 045 pasal 2 ayat (2) dikatakan bahwa kelima kelompok mata kuliah yang dikemukakan dalam SK nomor 232 adalah merupakan elemen-elemen kompetensi.

Selanjutnya, keputusan tersebut menetapkan pula arah pengembangan program yang dinamakan dengan kurikulum inti dan kurikulum institusional. Jika diartikan melalui keputusan nornor 045 maka kurikulum inti berisikan kompetensi utama sedangkan kurikulum institusional berisikan kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya. Berdasarkan SK Mendiknas nomor 045:

Kurikulum inti yang merupakan penciri kompetensi utama, bersifat:

dasar untuk mencapai kompetensi lulusan
acuan baku minimal mutu penyelenggaraan program studi
berlaku secara. nasional dan internasional
lentur dan akomodatif terhadap perubahan yang sangat cepat di masa mendatang, clan
kesepakatan bersama antara kalangan perguruan tinggi, masyarakat profesi, dan pengguna lulusan
Sedangkan Kurikulurn institusional berisikan kompetensi pendukung serta kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama.

3. Implementasi Kurikulum

Dalam rangka implementasi KBK di perguruan Tinggi, maka hendaknya kita memperlakukan kelima kelompok mata kuliah tersebut sebagai kelompok kompetensi. Dengan demikian maka setiap mata kuliah harus menjabarkan, kompetensi yang dikembangkan mata kuliah tersebut sehingga setiap mata kuliah memiliki matriks kompetensi. Setelah itu dapat dikembangkan matriks yang menggambarkan sumbangan setiap mata kuliah terhadap kelima, kategori kompetensi.

4. Penilaian

Dengan kurikulum berbasis kompetensi maka sistem penilaian hasil belajar haruslah berubah. Ciri utama perubahan penilaiannya adalah terletak pada pelaksanaan penilaian yang berkelanjutan serta komprehensif, yang mencakup aspek-aspek berikut:
a. Penilaian hasil belajar
b. Penilaian proses belajar mengajar
c. Penilaian kompetensi mengajar dosen
d. Penilaian relevansi kurikulum
e. Penilaian daya dukung sarana. dan fasilitas
f. Penilaian program (akreditasi)

Sementara itu strategi yang dapat digunakan adalah:

Mengartikulasikan standar dan desain penilaian di lingkungan pendidikan pendidikan tinggi.
Mengembangkan kemampuan dosen untuk melakukan dan memanfaatkan proses pernbelajaran
Mengembangkan kemampuan subyek didik untuk memanfaatkan hasil penilaian dalam meningkatkan efektifitas belajar mereka
Memantau dan menilai dampak jangka panjang terhadap proses dan hasil belajar.
Perubahan yang mendasar juga terjadi pada kriteria lulus dan tidak lulus (menguasai kompetensi atau tidak). Dalam konteks ini tidak setiap kompetensi memiliki rentangan 0 - 4 atau E, D, C. B, dan A, melainkan pendekatan penilaian yang bersifat mastery (Mastery-based Evaluation) untuk menggantikan pendekatan skala yang digunakan pada saat ini.

5. Komponen Yang Terlibat Serta Peranannya

Untuk mengembangkan dan mengimplementasikan KBK ini dengan baik sejumlah komponen perlu terlibat secara inten dan memberikan perannya masingmasing sesuai dengan kapasitasnya, antara lain:

Visi dan Misi kelembagaan dan kepemimpinan yang berorientasi kualitas dan akuntabilitas serta peka terhadap dinamika pasar.
Partisipasi seluruh sivitas akademika (dosen, naahasiswa) dalam bentuk "shared vision" dan "mutual commitment" untuk optimasi kegiatan pembelajaran.
Iklim dan kultur akademik yang kondusif untuk proses pengembangan yang berkesinambungan.
Keterlibatan kelompok masyarakat pemrakarsa (stakeholders) serta. Masyarakat pengguna lulusan itu sendiri.
B. KBK pada Jenjang Sekolah

1. Menyongsong Kurikulum 2004

Dengan akan segera. dilluncurkannya (launching) Kurikulum 2004 yang lebih dikenal dengan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) pada seluruh jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan bahkan untuk pendidikan tinggi yang sudah diluncurkan sejak tahun 2000, tentu banyak menimbulkan masalah baru, lebih-lebih bila dikaitkan dengan pelaksanaan pembelajaran di masing-masing mata kuhah/pelajaran. Para guru, sebagai ujung tombak dari kegiatan pendidikan, perlu memahami secara mendalami tentang konsep dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi, dalam arti: apa makna hakiki dari KBK, kemana trend KBK harus dibawa/dikembangkan, apa saja komponen yang harus ada, dan bagaimana mengembangkannya, dsb. Lebih-lebih jika dikaitkan dengan era otonomi daerah di mana kewenangan-kewenangan pusat semakin dikurangi, sementara kewenangan daerah menjadi semakin besar dan luas. Sudah barang tentu era otonomi daerah ini juga membawa dampak yang cukup luas, termasuk tentunya untuk bidang pendidikan.

Di era otonomi seperti sekarang ini kurikulum pendidikan yang belaku secara, nasional bukanlah suatu "harga mati" yang harus diterima dan dilaksanakan apa adanya, melainkan masih dapat dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan, sepanjang tidak menyimpang dari pokok-pokok yang telah digariskan secara, nasional. Dalam hal ini guru adalah pengembang kurikulum yang berada, dalam kedudukan yang menentukan dan strategis. Jika kurikulum diibaratkan sebagai rambu-rambu lalu lintas, maka guru adalah pejalan kakinya.

Dengan asumsi bahwa gurulah yang paling tahu mengenai tingkat perkembangan peserta didik, perbedaan perorangan (individual) siswa, daya serap, suasana dalam. kegiatan pembelajaran, serta sarana dan sumber yang tersedia, maka guru berwenang untuk menjabarkan dan mengembangkan kurikulum kedalam, silabus pengembangan kurikulum kedalam. silabus ini hendaknya mendasarkan pada beberapa hal, di antaranya: isi (konten), konsep, kecakapan/keterampilan, masalah, serta minat siswa/mahasiswa.

Sosok Kurikulum 2004 untuk Jenjang Sekolah

Sesuai dengan jiwa otonomi dalam bidang pendidikan seperti pada Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000, bidang pendidikan dan kebudayaan, pemerintah memiliki wewenang menetapkan: (1) standar kompetensi siswa dan warga belajar serta pengaturan kurikulum nasional dan penilaian hasil belajar secara nasional serta pedoman pelaksanaannya, dan (2) standar materi pelajaran pokok.

Kurikulum berbasis kompetensi merupakan suatu desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan seperangkat kompetensi tertentu. Mengacu pada pengertian tersebut, dan juga untak merespons terhadap keberadaan PP No.25/2000, maka salah satu kegiatan yang perlu dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Depdiknas adalah menyusun standar nasional untuk seluruh mata pelajaran, yang mencakup komponen-komponen; (1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) materi pokok, dan (4) indikator pencapaian. Sesuai dengan komponen-komponen tersebut maka format Kurikulum 2004 yang memuat standar kompetensi nasional matapelajaran adalah seperti tampak pada

Standar kompetensi diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilari, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu matapelajaran. Cakupan standar kompetensi standar isi (content standard) dan standar penampilan (performance standard). Kompetensi dasar, merupakan jabaran dari standar kompetensi, adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat diperagakan oleh siswa pada masing-masing standar kompetensi. Materi pokok atau materi pembelajaran, yaitu pokok suatu bahan kajian yang dapat berupa bidang ajar, isi, proses, keterampilam, serta konteks keilmuan suatu mata pelajaran. Sedangkan indikator pencapaian dimaksudkan adalah kemampuan-kemampuan yang lebih spesifik yang dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menilai ketuntasan belajar.

Selanjutnya pengembangan kurikulum 2004, yang ciri paradigmanya adalah berbasis kompetensi, akan mencakup pengembangan silabus dan sistem penilaiannya. Silabus merupakan acuan untuk merencanakan dan melaksanakan program pembelajaran, sedangkan sistem penilaian mencakup jenis tagihan, bentuk instrumen, dan pelaksanaannya. jenis tagihan adalah berbagai tagihan, seperti ulangan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Bentuk instrumen terkait dengan jawaban yang harus dilakukan oleh siswa, seperti bentuk pilihan ganda atau soal uraian. I

Pengembangan kurikulum 2004 harus berkaitan dengan tuntutan standar kompetensi, organisasi pengalaman belajar, dan aktivitas untuk mengembangkan dan menguasai kompetensi seefektif mungkin. Proses pengembangan kurikulum berbasis kompetensi juga menggunakan asumsi bahwa siswa yang akan belajar telah memiliki pengetahuan dan keterampilan awal yang dibutuhkan untuk menguasai kompetensi tertentu. Oleh karenanya pengembangan Kurikulum 2004 perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut:

Berorientasi pada pencapaian hasil dan dampaknya (outcome oriented)
Berbasis pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Bertolak dari Kompetensi Tamatan/ Lulusan
Memperhatikan prinsip pengembangan kurikulum yang berdfferensiasi
Mengembangkan aspek belajar secara utuh dan menyeluruh (holistik), serta
Menerapkan prinsip ketuntasan belajar

Jumat, 23 Desember 2011

POSTULAT CINTA

Cinta, selama ini adalah teka-teki bagi umat manusia sepanjang zaman. Didalam cinta terdapat lautan misteri yang menjadi energi kreatif bagi manusia untuk menciptakan puisi, film, lagu atau bahkan peristiwa fenomenal yang mengugah perasaan. Entah berapa baris puisi, berapa judul film, berapa bait lirik lagu, berapa kuntum bunga, berapa batang coklat, berapa lembar karcis bioskop, berapa rupiah untuk KUA, dan sekian banyak “berapa-berapa” lainnya yang pernah ada dibumi dikarenakan oleh energi positif oleh cinta.
Akan tetapi disisi lain, kegagalan bercinta justru menjadi energi negatif yang merusak. Manajemen cinta adalah kata kuncinya, semoga dilain waktu kami dapat membahas hal tersebut secara mendalam. Cinta yang tidak termanajemen dengan baik dapat memunculkan kasus pemerkosaan, pelecehan seksual, bunuh diri, kejombloan akut dan berbagai hambatan lainnya.
Di dalam sangkar emasnya, cinta seakan tak terpahami oleh rasio, tak tersentuh oleh nalar. Bagi para pengagumnya, cinta mengalami sakralisasi. Akibatnya adalah, cinta telah menjadi mitos atau sejenis berhala yang membuat manusia kehilangan rasionalitasnya. Jika manusia telah menjadi penyembah cinta maka akan mengalami kegamangan hati dan kekeringan jiwa. Hubungan kausalnya kemudian adalah berefek pada wilayah psikomotorik.

Landasan Epistemologis
Dalam tulisan ini, kami mencoba menguraikan cinta secara ringkas dan membuat postulat cinta berdasar hipotesis, pengamatan, pembuktian, pengujian secara ilmiah. Adapun landasan epistemologis yang kami gunakan antara lain, wahyu cinta dari perenungan kisah asmara, silogisme rasional premis cinta, serta pengamatan empirikal subyek pecinta. Artinya, landasan epistemologisnya serta proses pengujiannya tergolong sahih. Berikut ini kami paparkan landasan epistemologisnya satu persatu.

Idealisme platonian
Berangkat dari idealisme platonian yang berasumsi bahwa pengetahuan pada dasarnya pengingatan kembali, maka kami mencoba menarik dari wilayah normatif filosofis ke wilayah romantisme merah jambu. Pengetahuan tentang kesadaran bercinta, pada dasarnya “pengingatan kembali” atas kisah manis serta kelabu masa lalu. Hal ini kami sebut sebagai “perenungan kisah asmara”. Dari perspektif lain, kita bisa menyebut sebagai “hikmah” atas kejadian masa lalu.
Sebelum melangkah pada landasan epistemologis kedua yakni silogisme rasional premis cinta, maka kami terlebih dahulu membahas tentang Teori Kesadaran Freire yang dikawinkan dengan dasar-dasar cinta.
Freire membagi tiga tingkatan kesadaran manusia, pertama kesadaran mistis. Kedua kesadaran naif dan ketiga kesadaran kritis. Dalam bercinta, teori Freire ini dapat diselaraskan dengan, pertama cinta mistis. Kedua cinta naif dan ketiga cinta kritis. Cinta mistis adalah persepsi ttg cinta yang irasional dan cenderung memberhalakan cinta seperti dibahas diawal tulisan ini. Cinta naif adalah suatu kondisi dimana manusia gagal memetakan cinta dalam dirinya sehingga tidak ada garis demarkasi antara cinta yang menindas dan cinta yang membebaskan . Cinta kritis adalah suatu persepsi cinta dimana cinta menjadi spirit untuk membebaskan dari segala macam keterkungkungan kemanusiaan misalnya kejombloan akut dan pemberhalaan cinta. Sehingga manusia bisa menjadi merdeka karena cinta, bukan kecewa karena cinta seperti didalam sebuah lagu dangdut yang menyedihkan.

Silogisme rasional
Landasan epistemologis berikutnya adalah silogisme rasional. Pengetahuan yang terbangun adalah hasil silogisme antara premis mayor dan premis minor yang menghasilkan konklusi. Adapun model yang digunakan adalah metode deduksi dan induksi. Sebagai contoh, menurut Rahul dalam film kuch-kuch hota hai bahwa cinta adalah persahabatan. Dengan menggunakan metode deduksi kita bisa menarik pernyataan ini kewilayah yang partikular yaitu dalam keseharian kita sebagai proses pedekate terhadap calon pasangan kita.
Lain halnya dengan Pat Kay dalam film kera sakti yang selalu mengalami kesengsaraan. Beliau mengatakan bahwa memang beginilah cinta deritanya tiada akhir, harus melawati 33 rintangan dan 99 cobaan untuk mendapatkan kitab suci kebarat bersama biksu tong. Penalaran yang digunakan adalah model induksi yang dideduksikan. Pada dasarnya premis ini muncul dari masalah besar beliau < kanda patkay guru besar jomblo sedunia>, yang kemudian dilekatkan pada seluruh pengikut beliau .

Pengamatan Empirikal
Diantara landasan epistemologi yang ada, pendekatan empiris yang paling mudah. Sebagai misal, kita dapat mengamati orang yang rela berhujan-hujanan demi seseorang. Atau kita dapat berinteraksi langsung dengan orang yang rela menyisihkan uang jajannya demi membelikan coklat seseorang. Kita juga bisa melihat seseorang yang rela menjadi tukang antar undangan atau membelikan bunga. Dengan mudah kita dapat menarik kesimpulan dibalik hal itu semua. Namun perlu ditekankan disini bahwa pengamatan empirikal hanya menangkap gerak, bentuk, tekstur, suara dan hal inderawi lainnya sebagai manifestasi dari sesuatu yang abstrak yaitu cinta. Tapi kami tidak bermaksud melakukan sakralisasi terhadap cinta.

Postulat Cinta
Setelah melalui perenungan mendalam dan teliti, sampailah kami pada sebuah postulat tentang cinta. Penemuan ini sungguh mutakhir, dan kami khawatir jika tidak dipahami dengan baik dapat dipergunakan secara tidak proporsional. Betapa tidak, cinta yang sangat ekslusif dan abstrak ternyata dapat dihitung secara matematis. Harapan kami, pada penyusunan kurikulum yang akan datang, postulat cinta ini dimuat dipelajaran matematika seperti rumus lainnya.
Adapun cinta dapat dirumuskan sebagai hasil jumlah dari Idealitas dengan Romantisme sebagai berikut


Ca = I + R

Dimana, Ca = Kualitas cinta
I = Nilai idola
R = Nilai Romantisme

Nilai Idola adalah nilai maksimum yang realistis dari idealitas terhadap lawan jenis. Dengan menggunakan skala 0-10, biasanya nilai maksimum yang realistis adalah 7-9,5, sebab yang mendapat poin sempurna <10> hanya ada dialam ide atau kalaupun ada didunia nyata, pastilah telah menjadi istrinya orang lain.
Nilai Romantisme adalah hasil kali dari kapasitas memori dengan angka kemunculan kenangan indah. Kapasitas memori adalah kemampuan untuk mengingat detil-detil kenangan indah yang mampu menusuk sukma. Sebagai misal, seseorang yang memiliki kapasitas memori 10 Gb, berarti dalam mengenang kenangan indah, ia akan tergetar sebanyak 10 kali. Angka kemunculan adalah kuantitas munculnya kenangan indah dalam sehari. Sebagai misal, seseorang yang pura-pura menyibukkan diri dengan tugas atau organisasi atau juga olahraga, memiliki angka kemunculan kenangan indah lebih rendah dari pada orang yang kuper dan sering mengurung diri dikamar. Adapun rumusnya adalah
R = M x K
Dimana M adalah kapasitas memori dan K adalah angka kemunculan kenangan indah. Berikut ini adalah contoh soal.
T adalah seseorang yang mengalami kejombloan akut. Berdasar data yang diperoleh, maka didapatkan data-data berikut. Idealitas terhadap lawan jenis = 8,5. Kualitas memorinya adalah 9 Gb dan angka kemunculan memorinya adalah 7/hari. Maka kualitas cintanya < Ca> adalah sebagai berikut
R = M x K
R = 9 x 7/hari
R = 63 poin/hari
Ca = 8,5 x 63 poin/hari
Ca = 535,5/hari

Catatan
Karena cinta juga mengalami fluktuasi seperti rupiah terhadap dollar dan juga seperti kepentingan para investor dalam melirik pasar, maka otomatis cinta pun mengalami fluktuasi. Ini berarti, kualitas cinta yang dihitung berdasarkan pada hari yang didapatkan datanya.
Dalam membahas cinta, masih ada beberapa variabel, seperti rupiah dan pasar. Jika kekuatan finansial berkurang maka otomatis mempengaruhi daya cinta dalam melakukan pedekate. Pun juga pasaran cinta, disini berlaku hukum keseimbangan pasar yakni supply n demand seperti yang dikemukakan adam smith dalam teori ekonomi makro.

SURGA DUNIA DAN SURGA AKHIRAT Sebuah kisah imajiner futuristik

Berderet antri milyaran anak manusia dalam waktu ribuan bahkan jutaan tahun begitu menggelisahkan jiwa ini. Namun ketika sampai didepan mizan, aku begitu gemetar. Betapa tidak, amal yang kubawa begitu sedikit sedangkan dosa begitu banyak. Sementara tak ada lagi kesempatan untuk bertobat.

Seorang malaikat membentakku. Amalmu begitu sedikit, dosamu begitu banyak dan tempatmu adalah dineraka abadi dalamnya. Aku begitu sedih, sebab mana mungkin insan lemah ini mampu menanggung dahsyatnya siksa neraka. Namun tidak ada jalan untuk memprotes keputusan itu. Inilah hasil rekapitulasi perhitungan amal dan dosa yang paling valid didunia. Lagipula tidak ada mahkamah konstitusi akhirat tempat kita meninjau ulang hasil rekapitulasi tersebut. Malaikat sudah siap menggiringku ke neraka yang setitik apinya itu bisa memusnahkan langit dan bumi ini.

Allah pun berfirman : kuperintahkan engkau wahai pendosa untuk masuk neraka berhubung amalmu sangat sedikit dan dosamu luar biasa banyaknya.

Aku pun berkata : sudah sepantasnya dengan keadilan-MU pendosa ini menjadi penghuni neraka dan sangat tak pantas seorang pendosa masuk surga-MU. Namun mana mungkin insan lemah ini menanggung siksa neraka-MU wahai yang Maha Perkasa.

Allah pun berfirman : catatan amalmu sungguh tidak layak untuk membuatmu mencium bau surga apalagi masuk surga-KU. Namun, AKU menanyakan pada kekasihKU Muhammad SAW, apakah dia rela memberikanmu syafaat.

Aku hanya pasrah dan berharap, seseorang yang selalu kurindukan tapi kutinggalkan sunnahnya datang memberiku syafaat. Untungnya disaat kritis itu datang Rasulullah. Kubersimpuh didepannya dan mencium kakinya. Ya rasul, seandainya seluruh amalku bisa ditukar, saya hanya ingin menukarnya dengan mencium tapak kakimu yang suci. Itu jauh lebih mulia daripada semua amal ibadahku didunia.

Entah apa pertimbangannya, yang jelas Rasul memberiku syafaat. Dan memang saya tidak berharap amal yang sangat sedikit ini dapat membalas kasih-sayangNYA yang tak terhingga, apalagi bercita-cita masuk surga.
Rasulullah pun mengharap kasih-sayangNYA agar mengampuni dosa-dosaku yang sungguh luar biasanya banyaknya. Allah pun rela dengan permintaan kekasihNYA.

Namun Allah SWT bertanya padaku : Jika engkau Kumasukkan dalam surgaKU, maka surga apa yang engkau pilih.

Aku menjawab : Sedangkan tidak merasakan siksa neraka MU adalah nikmat yang luar biasa. Apalagi untuk merasakan nikmat surgaMU. Namun sungguh aku tak pantas bersama Rasulullah, para Nabi, para Awliya disurga paling tinggi. Aku hanya ingin agar tak merasa panasnya siksa neraka, walaupun itu adalah surga terendah. Itu adalah anugrah yang tak terhingga bagi pendosa seperti aku, wahai Pemilik langit dan bumi.

Allah Swt berkata : baiklah kalau begitu, apakah engkau ingin AKU beri kekuasaan 5 kali lipat manusia yang paling berkuasa di bumi ?

Aku menjawab : bagaimana mungkin orang yang tidak mampu memimpin dirinya memimpin penghuni surga ya Allah ?

Allah kembali bertanya : apakah engkau ingin AKU beri istana dari permata, akik, yakut yang indah yang tidak pernah seorang pun bayangkan ?
Aku menjawab : Sewaktu didunia, Engkau telah memberikan rizki beberapa jenis batuan indah, dan aku bersyukur batu permata itu cukup menjadi batu perhiasan bagiku didunia. Namun Aku tidak ingin istana yang bertahtakan batu permata. Seandainya Engkau mengizinkan, aku hanya ingin rumah kayu sederhana seperti rumahku di dunia. Didepannya ada telaga yang bisa sewaktu-waktu bersama teman ku memancing dan bikin acara bakar-bakar ikan dengan teman-temanku. Tidak perlu Engkau berikan aku istana yang dibawahnya ada sungai mengalir. Cukup telaga kecil ya Allah, supaya aku bisa memancing.

Allah Swt bertanya lagi : bagaimana dengan makanannya, apakah engkau ingin makan makanan surga ?

Aku menjawab : Terimakasih ya Allah, namun jika Engkau izinkan, disurgaMU nanti aku hanya ingin makan coto asuhan Daeng Tallasa. Sop saudara asli pangkep, dan Lawa’ Bale dan Lawa’ Urang.

Allah kembali bertanya : Mengapa demikian ?

Aku menjawab : karena makanan tersebut, terutama coto asuhan Daeng Tallasa sewaktu didunia dulu, aku merasakan Surga Dunia dan mengingat Surga Akhirat sehingga jika Engkau masukkan aku pada Surga Akhirat nanti, aku ingin mengenang Surga Dunia melalui coto asuhan Daeng Tallasa. Ya Allah, terimakasih atas semuanya yang tak terhingga.

Jumat, 02 Desember 2011

AYAT-AYAT TENTANG ALAM SEMESTA

A. Surah Fushsilat: 9-12

قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ (9)
وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ (10)
ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ (11) فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (12)

1. Mufradat
فِي يَوْمَيْنِ : dalam dua tahapan
رَوَاسِيَ : gumung-gunung yang kokoh
أَقْوَاتَهَا : bahan-bahan makanan dari penduduknya
سَوَاءً : dengan sempurna, tidak kurang tidak lebih
لِلسَّائِلِينَ : orang-orang yang mencari bahan-bahan makanan dan yang membutuhkannya
اسْتَوَى : menyengaja dan berkehendak kepada langit dengan kehendak yang mantap, yakni seperti perkataan orang arab istawa ila makani kadza. Yang artinya, ia menuju tempat anu dengan tidak berpaling kepada pekerjaan lain

دُخَانٌ : zat dalam bentuk gas yang mirip dengan asap
قَضَاهُنَّ :menyelesaikan penyempurnaan langit
أَمْرَهَا :urusan langit da apa-apa yang menjadi baakt langit, dan yang duputuskan oleh hikmat agar terdapat padanya
مَصَابِيحَ : lampu-lampu, maksudnya planet-planet dan bintang-bintang
حِفْظًا : kami memlihara langit dengan pemeliharaan yang benar-benar dari segala bencana.

2. Terjemah

“katakanlah sesunguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta alam”. Dan Dia menciptakan di bumi gunung-gunung yang kokoh diatasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukakn padanya kadar makanan-makanan (penghuni) nya dalam empat masa. (penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap. Lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi, “datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab, “kami datang dengan suka hati”. Maka Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (Fushshilat:9-12).
3. Penjelasan
قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ
Katakanlah hai Rasul kepada orang-orang musyrik dari kaummu dengan sikap memburukkan dan mengecam: Kenapakah kalian kafir kepada Allah yang telah menciptakan bumi yang menanggungmu dalam dua tahapan. Lalu kamu berkata bahwasannya Allah tidak kuasa menghimpun orang0orang mati dari kubur mereka, dan kamu menisbatkan kepada-Nya anak-anak, lalu kamu mengatakan bahwa Dia tidak membangkitkan para Nabi.
Maksudnya: kenapakah kamu berkata seperti itu, padahal Dia telah menciptakan bumi dalam dua masa.
وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا
Dan kenapakah kamu menjadikan tandingan-tandingan dan sekutu-sekutu bagi Allah, yaiutu dari para malaikat, jin, patung-patung dan berhala-hala.
Kemudian Allah swt. Menegaskan keingkarannya terhadap mereka dan menjelaskan bahwa perbuatan seperti ini tidak sepatutnya dilakukan. Firmannya:
ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Tuhan yang telah menciptakan bumi dalam dua tahapan itu, yakni setahap dimana Dia menjadikan bumi itu padat setelah asalnya merupakan bola gas, dan tahapan berikutnya Dia jadikan bumi itu menjadi 26 lapisan dalam 6 periode, sebagaimana diterangkan oleh para ahli geologi. Itulah Tuhan semesta alam, bukan semata-semata Tuhan bumi saja. Karena, Dialah yang mengasuh mahluk seluruhnya. Jadi, kalau Dia telah mengasuh bumi dalam dua tahapan, maka dia telah mengasuh selain bumi dalam tahapan-tahapan yang Dia sendirilah yang megetahui berapa bilangannya. Maka, bagaimanakah sesuatu dari mahluk-mahluk itu bisa menjadi tandingan dan sekutu bagi Allah.
Kemudian, Allah swt, menerangkan tentang penciptaan yang rapi itu, dan bagaimana Dia mengendalikan makhluknya dengan baik. Firman-Nya:
وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا
Dan dia menjadikan pada bumi gunung-gunung yang kokoh yang menjulang tinggi di atasnya, sedang pokoknya ada dalam tanah, yaitu lapisan batu api. Dari lapisan inilah gunung-gunung muncul. Jadi, gunung-gunung itu pangkalnya jauh ada dalam tanah, sama melewati semua lapisan hangga sampai ke lapisan yang pertama, yaitu lapisan batu api yang sekiranya tidak ada lapisan ini maka bumi ini takkan menjadi tanah dan tak bisa menjadi tempat tinggal.
Jadi bumi kita ini sebenarnya merupakan bola api yag dibungkus dengan lapisan batu api, kemudian diatasnya terdapat lapisan-lapisan yang lebih lembut, dan disanalh terbentuknya binatang dan tumbuh-tumbuhan setelah melewati masa yang panjang. Gunung-gunung itu merupakan tonjolan-tonjolan yang muncul dari lapisan batu api tersebut, lau menjulang tinggi di atasnya ratusan ribu kilometer, dan menjadi gudang-gudang air dan bahan-banah mineral, di samping sebagai rambu-rambu jalan serta pengendali udara dan awan.
وَبَارَكَ فِيهَا
Dan Allah menjadikan gunung-gunung itu penuh berkah dengan banyaknya kekayaan di sana karena Allah menciptakan di sana bahan-bahan yang bermanfaat. Artinya bahwa Allah menjadikan gunung-gunung dimuka bumi sebagai pangkal aliran sungai dan gudang bahan-bahan mineral seperti emas, perak, besi, dan tembaga.
وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا
Dan Allah menentukakn kadra bahan-bahan makanan bagi penduduk gunung yang sesuai dengan keadaan masing-masing daerah, berupa makanan, pakaian dan tumbuh-tumbuhan agar sebaggian manusia membutuhkan kepada yang lainnya. Sehingga, perdagangan dinatara mereka menjadi laku dan hasil-hasil bumi dapat dipindahkan dari satu negeri kenegeri lain, dari satu kota kekota lain. Dengan demikian maka bumi menjadi makmur dan jurusan dunia menjadi teratur.
Kemudian Allah menyebutkan kesimpulan dari keterangan di atas dengan firmannya:
فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ
Sesungguhnya penciptaan bumi dan dijadikannya gunung-gunung padanya dalam dua tahapan, sedang dijadikannya kekayaan bumi yang banyak dan ditentukannya kadar bahan makanan disana adalah dalam dua tahapan pula. Jadi, seluruhnya dalam 4 tahapan, demikian sebagaimana seseorang berkata: saya berangkat dari Bashrah menuju Bagdad dalam 10 hari dan menuju Kufah dalam 15 hari. Artinya saya menuju Kufah pada hari selebihnya dari yang 10 sehingga lengkap 15 hari.
Kesimpulannya sesungguhnya terjadinya semua yang diterangkan di atas, yaitu peniptaan bumi penciptaan gnung-gunung yang kokoh di muka bumi serta ditentukannya kadar bahan-bahan makanan adalah dalam 4 tahapan.
سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ
Dalam 4 tahapan yang sempurna sesuai dengan yang dikehendaki oleh pencari bahan makaknan dan siapa saja yang membutuhkannya. Yaitu segala binatang yang ada di atas permukaan bumi, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
يَسْأَلُهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
Semua yang ada di langit dan dibumi meminta kepada-Nya (Ar-Rahman: 29)
Jadi manusia dan binatang seluruhnya meminta kepada Tuhan mereka apa yang mereka butuhkan, yaitu makanan, minuman, pakaian maupun perhiasan, dengan permintaan nalurilah yang telah tertanam dalam tabiat mereka.
Dan oleh karena manusia memperhatikan keadaan bumi yang ada sekelilingnya, maka penyebutan tentang bumi didahulukan, dan Allah terangkan bahwa bumi dengan segala yang ada di atas permukaannya telah Allah ciptakan dalam 4 tahapan: satu tahap untuk memadatkan materi setalah asalnya berupa gas, dan setahap lagi untuk menyempurnakan lapisan-lapisan bumi selebihnya, termasuk diantaranya bahan-bahan mineral yang ada padanya, dan setahap lagi untuk menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan setahap lagi untuk pembentukan binatang.
Dan setelah Allah selesai membicarakan bumi, maka mulailah Dia berbicara tentang laingit.
ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ
Kemudian hikmah diciptaknnya langit, sedangka langit itu adalh zat dalam bentuk gas yang mirip dengan asap atau awan atau kabut. Dan menurut ilmu modern di sebut ilmu kabut. Para ahli menyaksikan saat ini, bahwa diantara alam semesta itu terdapat banyak alam dalm alam kabut. Hal ini disimpulkan dari noda-noda ynag nampak dilangit, sebagimana nampaknya matahri kita dengan planet-planet dan bumi yang pada asalnya adalah kabut juga.
Jadi kesimpulannya: penciptaan bumi langit ini tidaklah hanya dalam satu tahap saja, tetapi dalam beberapa tahap sesuai dengan hkmah dan aturan. Sedang sebagai kitab suci, maka, al-qur’an cukup mengatakan bahwa Allah telah menciptakan bumi dalam dua tahap sedang menciptakan apa-apa yang ada di atasnya dalam dua tahapan pula, dan begitu pula dalam menciptakan tujuh langit.
Kemudian Allah menyebutkan hal-hal yang berkaitan dengan bumi dan langit setelah keduanya diciptakan. Firman Allah:
فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ
Maka Allah swt, berfirman kepada alam-alam langit itu, dan juga kepada bumi yang beredar disekitarnya: datanglah kamu berdua sekehendakmu, dengan suka atau terpaksa.
Maka keduanya menjawab dengan mengatakan: kami datang dengan suka.
Ibnu Abbas berkata: Allah swt. Berfirman kepada langit: terbitkanlah mataharimu dan bulanmu serta bintang-bintangmu dan alirkanlah anginmu dan awanmu. Sedang kepada bumi Allah swt, berfirman: belahlah sungai-sungaimu dan tumbuhkanlah pohon-pohonmu dan buah-buahmu dengan suka atau terpaksa. Lalu langit bumi itu berkata: kami datang dengan suka.
Hal ini menunjukkan adanya gerak terus menerus yang disebabkan oleh adanya suatu sebab, yaitu daya tarik menarik (grafitasi), gerak itu berupa gerakan berlari dengan patuh, bukan dengan terpaksa. Buktinya, kalau kalau kita melemoar batu keatas dengan paksa maka batu itu pati turun kembali ketanah karena adanya tarikan kepada tubuh yang lebiuh besar dari pada batu itu, yaitu bumi. Dan demikian pula bumi tertarik kepada matahari secara terus menerus dengan patuh, bukan terpaksa. Karena keterpaksaan seperti halnya batu keatas akan cepat hilang. Adapun gerakan yang dikarenakan kepatuhan, maka gerkan seperti ini akan kekal, selagi yang patuh itu diciptakan dengan tabiat yang ia berada pada tabiat tersebut.
فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ
Maka Allah menyempurnakan penciptaan tujuh langit dengan penciptaan tanpa contoh sebelumnya dan meeapikan urusan itu dalam 2 tahap selain 4 tahapan tersebut, dimana Allah menciptakan bumi, jadi, penciptaan langit dan bumi semuanya dalam enam tahapan, sebagaimana Allah swt berfirman:
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ
Allah telah menciptakan langit dan bumi dalam enam tahapan (Al-A’raf: 54)
Yakni sesuai dengan tuntutan hikmah dan aturan yang baik.
Dengan demikian, dapatlah di pahami apa hikmah yang terdapat pada firman Allah Ta’ala.
Yaitu dalil yang menunjukan bahwa gerakan yang dilakukan oleh lengit dan bumi itu terjadi bersama-sama. Artinya, ketika kita melihat bumi itu berputar pada porosnya sendiri (rotasi) dan sekaligus berputar mengelilingi matahari, maka kita lihat pula matahari itu berputar pada porosnya sendiri mengelilingi matahari-matahari lain yang lebih besar dari padanya. Dan itulah sebabnya langit dan bumi diperintah bersama-sama.
Kesimpulannya, bahwa Allah Ta’ala berfirman kepada langit dan bumi bersama-sama, dan keduanya pun menjawab firman itu bersama-sama. Sebab, oleh karena bumi itu termasuk dalam keluarga matahari, maka ia pun berputar-putar seperti halnya anggota-anggota keluarga matahari lain.
وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا
Dan Allah menciptakan pada setiap langit itu sesuatu yang Dian siap melaksanakannya sedang hkmah menetukan agar sekutu itu ada padanya, yaitu laut, embun,es dan benda-benda lain semisalnya yang hanya diketahui oleh alam semesta. Demikian kata As-Suddi dan Qatadah.
وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ
Dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang byangb bercahay cemerlang di alngitb sana seperti cemerlangnya lampu-lampu. Bintang-bintang itu, sekalipun tinggi rendahnya berbeda-beda, namun selurhnya dapat kelihatan dengan cemerlang.
وَحِفْظًا
Dam kami memlihara benda-benda itu sehingga tidak goncang dalam perjalannya dan tidak berbenturan satu dengan yang lainnya dan Kami jadikan semuanya berjalan pada 1 aturan selagi aturan ini berlaku sampai dengan datangnya hari yang dijanjikan. Maka, kepada waktu itulah aturan aturan adri benda-benda itu berantakan, sebagaimana Firman-Nya:
إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ (1) وَإِذَا النُّجُومُ انْكَدَرَتْ (2)
Apabila matahari digulung. Dan apabila bintang-bintang berjatuhan. (At-Takwir:1-2)
ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
Sesungguhnya apa yang telah diterangkan tedahulu merupakan ketentuan dari Allah Yang Maha Perkasa, yang megalahkan segala sesuatu, menundukkan dan memaksanya, lagi Maha mengetahui tentang gerakan-gerakan seluruh makhluk maupun diamnya mereka, rahasia mereka, bisikan mereka, apa yang nampak maupun yang tidak nampak dari mereka.

B. Surah Al-Qaaf: 6-11

أَفَلَمْ يَنْظُرُوا إِلَى السَّمَاءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنَاهَا وَزَيَّنَّاهَا وَمَا لَهَا مِنْ فُرُوجٍ (6) وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ (7) تَبْصِرَةً وَذِكْرَى لِكُلِّ عَبْدٍ مُنِيبٍ (8) وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكًا فَأَنْبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ (9) وَالنَّخْلَ بَاسِقَاتٍ لَهَا طَلْعٌ نَضِيدٌ (10) رِزْقًا لِلْعِبَادِ وَأَحْيَيْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا كَذَلِكَ الْخُرُوجُ (11)

1. Mufradat

بَنَيْنَاهَا : kami bangun langit itu dengan api, yakni kami jadikan langit itu tanpa tiang
زَيَّنَّاهَا :kami hiasi langit-langit itu dengan bintang
فُرُوجٍ :retak-retakan
مَدَدْنَاهَا : kami hamparkan bumi
رَوَاسِيَ : gunung-gunung yang terpanjang yang menjadikan bumi tidak goncang maupun goyah
زَوْجٍ : jenis
بَهِيجٍ : indah dan baik
تَبْصِرَةً وَذِكْرَى: pelajaran dan peringatan
مُنِيبٍ : dari kata anaba yanng artinya kembali tunduk
وَحَبَّ الْحَصِي : biji-biji dari tanaman yang biasanya diketahui seperti gandum dan jelai
بَاسِقَاتٍ : panjang-panjang (tinggi)
طَلْعٌ : mayang yang tumbuh dan menjadi balhkam kemudian menjadi rutab akhirnya menjadi kurma
نَضِيدٌ : tersusun

2. Terjemah
“maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada diatas mereka, bagaimana kami meninggikannyadan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyia retak-retak sedikitpun? Dan kami hamparkan bumi itu dan kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah di pandang mata, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah), dan kami turunkakn dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman ynag diketam, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun, untuk menjadi rezki bagi hamba-hamba Kami, dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering) seperti itulah terjadilah kebangkitan”.

3. Penjelasan
أَفَلَمْ يَنْظُرُوا إِلَى السَّمَاءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنَاهَا وَزَيَّنَّاهَا وَمَا لَهَا مِنْ فُرُوجٍ
Orang-orang yang mendustakan kebangkitan setelah mati dan mengingkari kekuasan kami untuk menghidupkan mereka kembali setelah hancurluluh itu, apak tidak melihat kepada lamngit yang ada di atas mereka, bagaimanakah kami angkat langit itu tanpa tiang. Sedangkan langit itu tidak memiliki retakan-retakan, saling bertautan tingkatan-tingkatannya. Inilah agaknya pendapat terbaru tentang alam langit. Para ahli mengatakan, sesunguhnya disana ada lama yang lembut dari udara dan lebih lembut dari apa saja yang kita lihat. Alam itulah yang merupakan permulaan dari segala sesuatu dan awal drai apa yang kita lihat. Itulah alam yang disebut ether. Alam ini sekalipun tidak bisa dilihat oleh manusia, namun mereka mnegakui adanya, berdasarkan cahaya bintang-bintang yang sampai kepada kita kecuali setelah memakan tempo ribuan tahun lamanya. Cahaya matahari umpamanya, yang jauh bila di ukur dengan kecepatan kereta api menuju matahari memakan waktu 367 tahun, cahayanya bisa sampai kepada kita dalam tempo 8 menit 18 detik.
Bintang-bintang kecepatan cahayanya sampai kepada kita memerlukan waktu 1’5 juta tahun. Hal ini di syarakan oleh kitab Allah swt dengan firmannya: وَمَا لَهَا مِنْ فُرُوجٍ
Sekiranya disana terdapa retakan-retakan desela-sela langit, tentu terputus perjalanan cahaya yang menuju kita. Adapun pendapat orang-orang bodoh pada setiap bangsa masing-masing itu terpisah sendiri-sendiri dari yang lain. Dan diantara masing-masing terdapat kekosongan, sebagai mana disangka pertama kali tentang hbungan kita dengan langit. Adalah salah. Kemudian datanglah Al-qur’an membantah hal seprti itu dan mengatakan tidak ada retakan dilangit, maksudnya tidak ada kekosongan di langgit ini.
Tafsir penggalan ayat diatas dapat ditegaskan, sebelum manusia berbicara tentang alam semesta ini didalam Al-qur’an telah tertuanng penjelasan sebenarnya tentang alam semesta ini, bahkan pendapat orang kafir dan bodoh itu telah di bantah oleh AL-qur’an dan dilakukannya riset oleh para ahli astronomi modern.
وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ
Dan kami hamparkan bumi itu dan kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah di pandang.
Jadi kehadiran gunung-gunung yang berada diatas daratan dan lautan sangat besar peranannya, selain memperkokoh bumi juga, larva ynag dimuntahkan gunung sangatlah besar manfaatnya bagi kehidupan para petanidan tumbuhan lainnya. Serta di daerah sekitarnya membuat papru-paru dunia semakin sehat,dll.
تَبْصِرَةً وَذِكْرَى لِكُلِّ عَبْدٍ مُنِيبٍ
Kami lakukan hal itu supaya untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah), dan sebagai peringatan. Jika kami angkat langit dan kami hiasi dengan bintang-bintang, maka hal itu menjadi pelajaran baginya. Dan jika kami hamparkan bumi dan kami pacangkan gunung-gunung atau kami tumbuhkan tanaman-tanaman sebagai hiasan bumi, maka hal itu dijadikan sebagai i’tibar.
Selanjutnya Allah mulai menerangkan penumbuhan jenis-jenis tanaman yang indah itu sebagimana tersebut dalam firman Allah swt
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكًا فَأَنْبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ
Dan kami turunkann dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Akmi tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam seperti gandum, jelai, dll.
وَالنَّخْلَ بَاسِقَاتٍ لَهَا طَلْعٌ نَضِيدٌ
Dan pohon kurma yang tinggi yang mempunyai mayang yang tersusun-susun, sebagian diatas sebagian lainnya, sebagai bahan makanan bagi hamba-hamba kami sebagai rezki bagi mereka.
Dari Utbah ia mengatakan, pernah saya mendengar nabi SAW, membaca surat qaaf pada shalat subuh. Dan tatkala beliau sampai pada ayat ini yaitu “wan nakhla Basiqat”. Maka saya bertanya apakah maksudnya Basiqat, jawab Nabi, yang tinggi, demikian hadits yang diriwayatkan oleh al-Hakim dan di sah kan oleh ibn Mardawiyah.
Kata-kata ibn pada ayat ini tidak terikat dengan Al-inbal (kembali kepada Allah) seperti halnya pada firman Allah ta’ala:
تَبْصِرَةً وَذِكْرَى لِكُلِّ عَبْدٍ مُنِيبٍ
Dalam surat Qaaf, ayat 6, dmana terdapat kata-kata yang juga terdapat dalam surat (Ar-Ra’d: 2).
اللَّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى يُدَبِّرُ الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْآَيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ (2)
“Allahlah yang meninggikan langit tanpa tianng sebagaimana yang kamu lihat. Kemudian Dia bersemayam diatas Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan makhluknnya. Menjelakan tanda-tanda kebesaran-Nya, supaya kamu meyakini pertemuanMu dengan Tuhan-Mu”.
Secara zhair teks ayat ini dipahami bahwa langit ditinggikan diatas tiang, tetapai kita tidak dapat melihatnya, pandangan surat ini juga terdapat dalam surat Luqman:
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا وَأَلْقَى فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ (10)
“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung dipermukaan bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu, dan memperkembangbiakan padanya segala macam jenis binatang dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu kami tunbuhkan padanya segala macam tumbuhan yang baik-baik.
C. Beberapa prinsip yang berkaitan dengan alam semesta
a. ilmu pengetahuan alam hanya menelaah sesuatu yang wujud
kajian tentang karakteristik dari sesuatu dan pemakaian dari berbagai macam energi di alam semesta sudah menjadi sumber utama dari keberhaislan manusia. Kita telah memenfaatkan tenaga listrik untuk alat pemanas, pengobatan, dan alat penerangan , mesin-mesin untuk menjalankan motor dan lain sebaginya. Sungguhpun demikian, pengetahuan kita tentang listrik itu sendiri masih belum lengkap. Begitu pula halnya dengan cahaya dan panas. Untuk menyebut ini semua kita mmberi nama “energi”, yang tersimpan dalam kandungan alam semesta, dan yang bisa berubah dari suatu tenaga menjadi tenaga lainnya, namun tak semua manusia dapat menciptakan dari tidak ada menjadi ada.
Biasanya semua teori inilah beruaha menafsirkan permulaan dari alam semesta atas dasar asumsi tertentu yang tak dapat terbuktikan, atau atas dasar ide-ide tertentu dimana tak seorang pun dapat mengetahui apa yang ada disebaliknya .
b. atom Hidrogen: Gas Alam Semesta
sebelum kita melanjutkan pembicaraan tentang dunia yang lebih besar sebagai wujud keseluruhan, labih baik kita pertama sekali tentang dunia yang lebih kecil. Seperti halnya partikel-partikel dasar yang terkecil yang membentuk benda-benda, yaitu atom-atom yang terdiri dari partikel-partikel nonbenda yang terkecil pula. Seseorang hanya bisa mnejelaskan dari sifat setiap zat atau unsur dengan mengetahui jumlah dari partikel-partikel yang ada dalam setiap atom. Dari sejumlah atom yang paling sederhana susunannya hanyalah atom hidrogen , atom ini di kenal pula sebagai gas alam semesta atau gas yang mewujudkan sesuatu .


c. Pemecahan Atom
Pada abad modern ini metode pemecahan atom dapat ditemukan dengan pasti, hal ini terbukti bahwa didalam atom tersimpan energi yang amat besar. Basis energi itu sama dengan energin yang pada mulanya dipakai untuk menyatukan partekil-partikel dasarnya, terutama bagian-bagian pokok initi yang timbul untuk pertama kali di dalam bintang dengan tekanan panas yang luar biasa besarnya diluar baatas khayalan manusia.
D. proses terciptanya alam semesta tinjauna dari zat pembentukannya
Beberapa tahun yang lalu orang telah menghasilkan penemuan-penemuan baru dialam semesta sehubung dengan [embentukan atom. Penemuan-penemuan itu sangat pennting artinya bagi para ilmuwan, terutama bagi ahli-ahli astronomi, yang terpneting diantaranya adalah ditemukannya proton, dan elktron positif. Ini berarti bahwa ada dua zat yang berlainan yang membentuk bintang-bintang, matahari, planet-planet serta lainnya. Jika salah satu diantara kedua jenis ini bertemu dengan yang satu lagi, atau berbenturan antara keduanya, terjadi penghancuran atom yang mengakibatkan lenyapnya keseluruhan wujudnya semula serta pembebasan energi yang sangat besar.
Para ahli astronomi mengambil manfaat dari penemuan tersebut dalam hal kesanggupan-kesanggupannya dan berbagai penerapannya yang rumit didalamnya, yang mengungkapkan rahasia dari beberapa gejala alam semesta ini. Berkat penemuan ini maka ahli astronomi telah mampu menerangkan bagian-bagian yang gelap sama sekali daalm kelompok bima sakti.
Dalam salah satu teori mengenai terciptanya alam semesta (teori big bang), disebutkan bahwa alam semesta terciptanya dari sebuah ledakan kosmis sekitar 10-12 milyar tahun lalu yang mnegakiobatkan adanya ekspansi (pengembangan ) alam semesta. Sebelum terjadinya ledakan kosmis tersebut seluruh ruang materi dan energi terkumpul dalam sebuah titik. Mungkin nbanyak antara kita yang telah membaca teori tersebut .
Sekarang, mungkin ada diantara kita yang ingin tahu bagaimana Al-qur’an menjelaskan tentang terbentuknya alam semesta ini. Daalm surat Al-anbiya ayat 30 disebutkan:
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ (30)
“dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya”.
Maka dari penjelasan itu ahli astronomi diatas dapat disimpulkan bahwa jika suatu muatan elctron negatif (M) memasuki garis edar elektron (S) atau sebaliknya, maka elcektron-elektron lenyap atau hencur lebih dahulu, kemudian bari protonnya. Betapapun juga, kita tidak mengetahui, sekalipun mendekati kenyataan, apakah proton positif yang mengisi alam semesta persis sama dengan jumlah proton negatif. Akan tetapi sebagian ilmuwan berpendapat, bahwa hal yang demikian bisa terjadi bila mana dunia diciptakan dari keadan tidak ada. Maka intinya segala sesuatu ada pasti ada ayng menciptakannya apalagi dunia ini yang terbentuk dengan rapi serta berotasi, sesuai dengan orbitnya, mustahil ada dengan sendirinya.
D. Proses Terjadinya Alam Semesta Menurut Al-Qur’an
Sejak dulu, manusia dari asa kemasa selalu menanyakan proses penciptaan Alam semesta. Berawal dari pertanyaan sederhana itu, kemudian tercipta beragam teori tentang penciptaan alam semesta, di natara beragam teori itu, yang paling terkenal adalah teori Materialisme dan teori ledakan besar (big bang theory).
Materialisme merupakan salah satu aliran dalam filssafat yang dikembangkan oleh para filosof Yunani Kuno, materialisme adalah aliran yang memandang bahwa segala sesuatu adalah realitas, dan realitas seluruhnya adalah materi belaka. Menurut teori ini alam semesta sudah ada sejak waktu yang tak terbatas. Menurut penganut paham ini, alam tidak memiliki awal maupu akhir. Teori ini juga menyakini bahwa alam semesta tidak diciptakan, tetapi ada dengan sendirinya. Segala sesuatu dalam alam semesta hanyalah peristiwa kebetulan dan ketidak sengajaan dan bukan merupakan hasil dari sebuah rancangan atau visi yang disengaja.
Teori ini diagung-agungkan para materialis di abadke-19, termasuk Ludwig Freuerbach (1804-1872). Menurut pendapatnya, hanya alamlah yang ada, manusia juga termadsuk alam.dia mengangap bahwa jiwa ada setelah materi, jadi psikis manusia merupakan salah satu gejala dari materi yang ada.
Kaum materialis juga mengingkari adanya the ultimate nature of reality (realitas tertinggi atau yang Mutlak). Mereka menganggap bahwa doktrin alam semesta yang digambarkan oleh sains merupakan materrilisme sederhana.
Kaum materialis mmenyatakan bahwa par filosof tidak dapat menambah dalam arti memperbaiki pengertian materi yanng bersifat deskripif yang diberikan para ilmuwan pada masa hidupnya. Teori materialisme yang sempat diagung-agungkan para filsuf dan ilmuwan Barat dipatahkan oleh Teori ledakan besar. Seiring ditemukannya fakta tentang terjadinya Ledakan Besar seorang Ahli Astronomi Amerika bernama Edwin Hubbie 1929, kebenaran teori ledakan besar pun semakin kokoh.
Teori ledakan besar mengungkapkan bahwa alam semesta termasuk bumi dan isinya itu terbentuk dari sebuah ladekan besar. Teori ini menyatakan adanya “awal atau permulaan” pada alam semesta yang disebabkan oleh Big Bang. Kalau alam semesta ini memiliki permulaan, maka tentu saja ada yang menciptaknnya yakni Tuhan Sang Pencipta Alam.
Bebrapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1948 seorang peneliti bernama George Gamov berpendapat, sehahrusnya ada sisa-sisa radiasi dari hasil Big Bang. Tak lama setelah itu, dua orang peneliti bernama Arno Penzias dan Robert Wilson menemukan sisa radiasi dari ledakan besar berupa radiasi latar belakang kosmik.
Radiasi ini tidak seprti apapun yang berasal dari seluruh lam semesta, karena luar biasa seragam. Radiasi ini tidak dibatasi dan tersebar merata diseluruh jagat raya. Ternyata radiasi ini merupakan gema dentuman besar. Berkat penemuan itu baik Arno Venzias dan Robert Wilson di hadiahi nobel untuk penemuan besar mereka.
Pada tahun 1989.National Acronauties and Space Administration (NASA) meluncurkan sebuah satelit yang dilengkapi dengan instrumen sensitif kosmik bacground Emission Explorer (COBE) keluar angkasa gune mendeteksin radiasi latar belakang kosmik yang ditemukan oleh Arno Venziaz dan Robert Wilson. Hanya dalam hitungan menit (COBE) mampu menemukan radiasi latar belakang kosmik.
Sejumlah bukti lainnya yang menunjukkan lam semesta berasal dari sebuah ledakan besar adalah terdapatnya kandunagn hidrogen dan Helium yang tersebar diselurruh jagat raya. Jika lam semesta tidak memiliki awal, seharusnya hidrogen telah menghilang dari alam semesta ini diakibatkan perubahan atom hidrogen menjadi atom helium.
Ini bukti yang ditemukan dari penelitian yang panjang. Akhirnya para ilmuwan didunia mengakui kebenaran bahwa alam semesta lahir dari seuah ledakan besar yan tentu saja diciptakan keberadaannya.
Belasan abad sebelum para ahli menmukan sejumlah teori penciptaan alam semesta, Al-Qur’an sebagai firman Allah swt, yang diajarkan Rasullah sawtelah mengungkapkan dan menyebar rahasia penciptaan alam semesta. Al-qur’an telah menjelaskan bagaimana alam semsta bumi dan langit diciptakan bagi manusia.
Dalam Al-qur’an surah Shaad ayat 27 Allah swt berfirman “dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi, dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan oranga-oarang kafir, maka celakalah orang-orang itu, karena mereka akan masuk neraka”.
Aliran Materialisme sangat bertentangan dengan Al-qur’an. Sebab, aliran tersebut menyatakan bahwa alam semesta ada tanpa direncanakan dengan visi tertentu. Dalam surat Ali Imran ayat 191 Allah swt berfirman yaitu “orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “ya Tuhan kami, tiadakah engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau maka peliharalah kamidari siksa neraka”.
Al-qur’an menggambarkan penciptaan alam semesta digambarkan dalam enam masa. “sesungguhnya Tuhan kamu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam 6 masa. Lalu Dia bersemayam diatas Arsy. Dia menutupkan malam pada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan diciptakannya pula matahari bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintahnya. Ingatlah, menciptakan dan memrintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah Tuhan semesta alam”.
Sekarang mungkin ada diantara kita yang ingin tahu bagaimana Al-qur’an menjelaskan tentang terbentuknya alam semesta ini.
Dalam Al-qur’an Al-Anbiya ayat 30:
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ (30)
“Dan apakah oarng-orang kafir tidak mnegetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”.
a. Bumi dan Galaksi dulunya adalah satu dalam bola alam semesta
Lalu dalam Al-qur’an surat Fusshilat ayat 11, Allah berfirman Artinya:
ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ (11)


“kemudian dia menuju kepada penciptaan langitdan langit itu asih merupakan asap lalu dia berkata kepadanya dan kepada bumi:”datanglah kamu keduanya menurut perimntah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”, keduanya menjawa: “kami datang dengan suka hati”.
b. Gas-Gas atau Partikel Kosmis yang akan jadi Galaksi
Beberapa hal yang mungkin mnegejutkan bagi para pembaca Al-qur’an diabad ini adalah fakta tentang ayat-ayat dalam Al-qur’an yangn menyebutkan tentang tiga kelompok bend yang diciptakanNya. Yang ada dialam semesta yaitu benda-banda yang berada dilangit, dibumi dan yang diantara keduanya.kita dapat menemukan tentang hal ini pada bebrapa surat yaitu syrat Thoha ayat 6:

لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرَى (6)
“kepaunyaanNyalah semua yang ada dilangit, semua yang dibumi, semua yang diantara keduanya dan semua yang dibawah tanah”
Lalu pada surat Al-Furqan ayat 59:

الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ
الرَّحْمَنُ فَاسْأَلْ بِهِ خَبِيرًا (59)
“yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian dia bersemayaman di atas Arsy, Dialah yang Maha Pemurah, maka tanyalah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia.
E. Kandungan pendidikan
Al-qur’an memberikan gambaran yang sempurna tentang alam, materi dan apa yang ada dibaliknya itu yaitu menemui seorang ilmuwan untuk menyelidiki bumi dan langit sesuai dengan hukum-hukum alam, sehingga menunjukkan realitas intelektual manusia melalui observasi, dan eksperimen sehingga dengan adanya beberapa tahapan perkenalan yang dihasilkan oleh manusia itu maka timbul pengeamatan, pengetahuan, dan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan alam seperti ilmu astronomi, teknologi
Uraian tentang alam semesta sebagaimana dapat dipahami dari surat qaaf 6-11 tersebut diatas memiliki hubungan yang erat dengan pendidikan terutama dalam islam. Bahwasannya Allah telah menciptakan langit dan hiasan-hiasannya dimana langit tersebut tidak retak sedikitpun dan Allah menghamparkan bumi juga meletakkan gunung-gunung yang kokoh pada bumi tersebut dimana juga ditumbuhkannya pada bumi tersebut bermacam-macam tanaman yang indah di pandang mata yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Yang semua itu merupakan nikmat yang sangat besar yang diberikan Allah kepada kita, untuk itu kit harus bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita dan menjadikan alam semesta ini tempat belajar, bekerja dan beribadah semata-mata untuk mendapatkan keridhoan Allah.